Ilustrasi. Orang tua menyiapkan makanan saat lomba bekal makanan sehat untuk pelajar di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (14/5/2024). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.
JENEWA, DDTCNews - World Health Organization (WHO) mendorong setiap negara menggunakan kebijakan fiskal, seperti subsidi dan perpajakan, untuk mendukung penerapan pola makan yang sehat pada masyarakat.
Direktur Promosi Kesehatan WHO Ruediger Krech mengatakan subsidi bisa mendorong masyarakat mengonsumsi produk-produk sehat. Sementara itu, kebijakan pajak dapat dipakai untuk mencegah konsumsi produk-produk yang membahayakan kesehatan.
"Kebijakan fiskal, termasuk pajak dan subsidi, berpotensi mempengaruhi perilaku konsumen dan pasar melalui dampaknya terhadap harga dan keterjangkauan produk," katanya, dikutip pada Senin (24/6/2024).
WHO baru-baru ini menerbitkan Fiscal policies to promote healthy diets: WHO guideline yang merekomendasikan mengenai langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang mendorong pola makan yang sehat.
Langkah tersebut mencakup kebijakan fiskal yang melarang konsumsi makanan yang berkontribusi pada pola makan tidak sehat, serta mendorong konsumsi makanan yang lebih sehat melalui subsidi dan dukungan lainnya.
Saat ini, kandungan pangan didominasi oleh produk tinggi kandungan lemak, gula, dan natrium yang tidak sehat. Kebanyakan produk makanan tersebut bahkan dipasarkan dengan harga relatif murah sehingga menarik konsumen memilih makanan tidak sehat.
Pola makan yang tidak sehat pun telah menjadi risiko utama kesehatan masyarakat global serta berkontribusi terhadap peningkatan penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Panduan WHO memuat banyak bukti yang menunjukkan pajak atas makanan tidak sehat seperti minuman berpemanis dapat menurunkan permintaan dan konsumsi.
Sebaliknya, subsidi untuk makanan yang berkontribusi terhadap pola makan sehat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, membuat makanan tersebut lebih mudah diakses dan terjangkau.
WHO menilai pemerintah memainkan peran utama dalam mengurangi beban penyakit tidak menular yang berhubungan dengan pola makan, mengatasi malnutrisi, dan mempromosikan pola makan sehat.
WHO juga mencatat makin banyak negara yang menerapkan kebijakan fiskal untuk mempromosikan pola makan sehat.
Contoh, hingga Februari 2024, sebanyak 115 negara anggota mengenakan pajak atau cukai terhadap minuman berpemanis. Selain itu, ada 41 negara anggota mengenakan pajak pada berbagai kategori makanan tidak sehat.
Meski demikian, hanya sedikit negara yang menerapkan subsidi untuk mendorong konsumsi makanan dan minuman yang lebih sehat atau mengambil langkah untuk menghapus pajak atas makanan sehat dan subsidi untuk makanan tidak sehat.
"Pemerintah di seluruh dunia mulai mengambil tindakan, terutama dengan mengenakan pajak pada minuman yang dimaniskan dengan gula. Meskipun ada kemajuan, negara-negara tersebut masih menghadapi tantangan dalam mengembangkan kebijakan fiskal yang mendukung pola makan sehat," ujar Direktur Departemen Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO Francesco Branca. (rig)