Ilustrasi. Pedagang mempersiapkan parsel untuk dijual di Jakarta, Rabu (19/3/2025). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU
JAKARTA, DDTCNews – Pemberian parsel–berupa bahan makanan, bahan minuman, makanan dan/atau minuman–dari pemberi kerja kepada pegawai dalam rangka besar keagamaan dapat dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan.
Pemberian parsel atau bingkisan tersebut tidak dikenakan pajak sepanjang diterima atau diperoleh seluruh pegawai. Hal ini sebagaimana diatur dalam Lampiran A angka 1 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 66/2023.
“Bingkisan dari pemberi kerja antara lain berbentuk bahan makanan, bahan minuman, makanan dan/atau minuman dalam rangka hari besar keagamaan [dengan] batasan diterima atau diperoleh seluruh pegawai,” bunyi penggalan lampiran A angka 1 PMK 66/2023, dikutip pada Kamis (20/3/2025).
Namun, apabila pemberi kerja memberikan parsel hanya kepada pegawai yang merayakan, misal Hari Raya Idulfitri, maka natura tersebut berpotensi menjadi objek pajak penghasilan bagi pegawainya.
Sebagai informasi, pengecualian PPh atas bingkisan hari raya keagamaan diatur dalam Lampiran A PMK 66/2023. Adapun hari raya keagamaan yang dimaksud adalah Idulfitri, Natal, Nyepi, Waisak, dan Imlek.
Selain itu, pemberian parsel atau bingkisan dari pemberi kerja ke pegawai selain dalam rangka hari raya keagamaan juga dapat dikecualikan sebagai objek pajak sepanjang memenuhi kriteria seperti diatur dalam Lampiran A angka 2 PMK 66/2023.
Dalam lampiran tersebut dijelaskan bahwa bingkisan yang diberikan selain dalam rangka hari raya keagamaan dikecualikan dari objek pajak apabila secara keseluruhan tidak lebih dari Rp3 juta untuk tiap pegawai dalam jangka waktu 1 tahun.
Hal ini berarti bingkisan tersebut tidak termasuk objek pajak bagi penerima sepanjang akumulasi nilai bingkisan yang sudah diterima pegawai yang bersangkutan tidak melebihi Rp3 juta dalam jangka waktu 1 tahun.
Apabila akumulasi nilai bingkisan melebihi Rp3 juta maka atas selisih lebihnya akan menjadi objek pajak. Perincian contoh pengenaan pajak atas selisih lebih nilai bingkisan tercantum dalam Lampiran PMK 66/2023.
Sebagai informasi, pemerintah mengenakan pajak penghasilan (PPh) atas penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan.
Pengenaan PPh atas natura dan/atau kenikmatan tersebut diberlakukan berdasarkan UU PPh, Peraturan Pemerintah (PP) 55/2022, dan PMK 66/2023. Namun demikian, tidak berarti semua bentuk natura dan/atau kenikmatan dikenakan pajak.
Sebab, pemerintah telah mengatur sejumlah natura dan/atau kenikmatan yang dikecualikan dari pengenaan PPh. Pengecualian tersebut di antaranya diberikan atas bingkisan dari pemberi kerja dalam rangka hari besar keagamaan sepanjang diberikan kepada seluruh pegawai. (rig)