PMK 191/2022

Tarif Cukai Rokok Naik Rata-Rata 10%, Segini HJE Minimum Rokok 2024

Dian Kurniati | Rabu, 27 Desember 2023 | 10:31 WIB
Tarif Cukai Rokok Naik Rata-Rata 10%, Segini HJE Minimum Rokok 2024

Pekerja perempuan melinting rokok sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok di Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/12/2023). Pemerintah menetapkan ketentuan yang mengatur kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok beserta harga jual eceran (HJE) rata-rata sebesar 10 persen per 1 Januari 2024. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah melalui PMK 191/2022 telah mengatur kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau rokok beserta batasan harga jual eceran (HJE) minimumnya pada 2024.

Pertimbangan PMK 191/2022 menyatakan kebijakan cukai rokok perlu diubah dan disempurnakan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum di bidang tarif cukai rokok. Dengan kebijakan ini, kepala kantor Bea dan Cukai diperintahkan menetapkan kembali tarif cukai rokok dan HJE minimumnya.

"Pada saat peraturan menteri ini mulai berlaku, kepala kantor menetapkan kembali tarif cukai dengan ketentuan ... penetapan kembali dilakukan dengan memperhatikan tarif cukai untuk jenis hasil tembakau, golongan pengusaha pabrik hasil tembakau, dan harga jual eceran per batang atau gram," bunyi Pasal II ayat (1) PMK 191/2022, dikutip pada Rabu (27/12/2023).

Baca Juga:
Tak Sepakat dengan Tagihan Bea Masuk, Importir Bisa Ajukan Keberatan

Penetapan kembali tarif cukai dilakukan sesuai dengan tarif cukai yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Lampiran I untuk rokok buatan dalam negeri pada 2024. HJE yang ditetapkan kembali juga tidak boleh lebih rendah dari batasan HJE per batang atau gram yang masih berlaku dan tidak boleh lebih rendah dari batasan HJE minimum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

Melalui PMK 191/2022, pemerintah menaikkan tarif cukai rokok pada 2023-2024 secara sekaligus. Tarif cukai rokok ini naik rata-rata sebesar 10% setiap tahun pada 2023 dan 2024.

Lampiran I PMK 191/2022 memuat daftar tarif cukai beserta HJE produk rokok pada 2024. Berikut ini daftarnya:

Baca Juga:
Penindakan Kepabeanan dan Cukai dari Tahun ke Tahun

1. Sigaret Kretek Mesin (SKM)

a. SKM golongan I HJE paling rendah Rp2.260 dan tarif cukai Rp1.231 per batang.
b. SKM golongan II HJE paling rendah Rp1.380 dan tarif cukai Rp746 per batang.

2. Sigaret Putih Mesin (SPM)

Baca Juga:
Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

a. SPM golongan I HJE paling rendah Rp2.380 dan tarif cukai Rp1.336 per batang.
b. SPM golongan II HJE paling rendah Rp1.465 dan tarif cukai Rp794 per batang.

3. Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret Putih Tangan (SPT)

a. SKT/SPT golongan I HJE paling rendah Rp1.375 sampai dengan Rp1.800, serta tarif cukai paling rendah Rp378 per batang.
b. SKT/SPT golongan II HJE paling rendah Rp865 dan tarif cukai Rp223 per batang.c. SKT/SPT golongan III HJE paling rendah Rp725 dan tarif cukai Rp122 per batang.

Baca Juga:
Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

4. Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF) atau Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF)

a. SKTF/SPTF tanpa golongan HJE paling rendah Rp2.260 dan tarif cukai Rp1.231 per batang.

5. Kelembak Kemenyan (KLM)

Baca Juga:
Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

a. KLM golongan I HJE paling rendah Rp950 dan tarif cukai Rp483 per batang.
b. KLM golongan II HJE paling rendah tetap Rp200 dan tarif cukai Rp25 per batang.

Pada jenis rokok tembakau iris (TIS), rokok daun atau klobot (KLB), dan cerutu (CRT), tarif cukai dan HJE dalam PMK 191/2022 tidak mengalami perubahan dari ketentuan yang lama. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 28 April 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Tak Sepakat dengan Tagihan Bea Masuk, Importir Bisa Ajukan Keberatan

Sabtu, 27 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PERPAJAKAN

Penindakan Kepabeanan dan Cukai dari Tahun ke Tahun

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

BERITA PILIHAN
Minggu, 28 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ditjen Imigrasi Luncurkan Bridging Visa bagi WNA, Apa Fungsinya?

Minggu, 28 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Peta Aksesi Keanggotaan OECD Terbit, Pemerintah RI Siap Lakukan Ini

Minggu, 28 April 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Tak Sepakat dengan Tagihan Bea Masuk, Importir Bisa Ajukan Keberatan

Minggu, 28 April 2024 | 13:30 WIB PERPRES 56/2024

Perpres Resmi Direvisi, Indonesia Bisa Beri Bantuan Penagihan Pajak

Minggu, 28 April 2024 | 13:00 WIB PENERIMAAN NEGARA

Didorong Dividen BUMN, Setoran PNBP Tumbuh 10 Persen pada Kuartal I

Minggu, 28 April 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Ada UU DKJ, Tarif Pajak Hiburan Malam di Jakarta Bisa 25-75 Persen

Minggu, 28 April 2024 | 12:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Bukti Potong 1721-A1 Tak Berlaku untuk Pegawai Tidak Tetap

Minggu, 28 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Cakupan Penghasilan Pegawai Tetap yang Dipotong PPh Pasal 21

Minggu, 28 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

KEM-PPKF 2025 Sedang Disusun, Begini Catatan DPR untuk Pemerintah