KEM-PPKF 2022

Rasio Utang 2022 Diestimasi Naik, Begini Kata Sri Mulyani

Dian Kurniati | Kamis, 20 Mei 2021 | 14:32 WIB
Rasio Utang 2022 Diestimasi Naik, Begini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam penyampaian Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2022 di DPR, Kamis (20/5/2021). (tangkapan layar Youtube)

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah merancang rasio utang akan naik menjadi sekitar 43,76%-44,28% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2022. Rasio itu naik dari tahun ini yang ditargetkan sebesar 41,05% PDB.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan naiknya utang tersebut sejalan dengan langkah pemerintah mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak pandemi Covid-19. Meski demikian, dia menegaskan pemerintah akan mengelola utang tersebut secara hati-hati.

"Rasio utang akan tetap terkendali di kisaran 43,76% sampai dengan 44,28% PDB," katanya dalam rapat paripurna DPR mengenai penyampaian Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2022, Kamis (20/5/2021).

Baca Juga:
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan 5,1-5,5 Persen

Sri Mulyani mengatakan penambahan utang pemerintah tersebut juga menjadi konsekuensi dari pelebaran defisit APBN karena pandemi Covid-19. Menurutnya, APBN telah berperan sebagai countercyclical di tengah pandemi Covid-19 sejak 2020 dengan memberikan banyak stimulus.

Pemerintah memproyeksikan defisit APBN 2022 akan sekitar 4,51%-4,85% PDB dengan keseimbangan primer yang akan mulai bergerak menuju positif di kisaran minus 2,31%-2,65% PDB.

Melalui akselerasi pemulihan ekonomi, reformasi struktural, dan reformasi fiskal, Sri Mulyani mengatakan kebijakan fiskal pada 2022 akan efektif, prudent, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, dia menyebut pemerintah akan terus mendorong agar pembiayaan utang makin fleksibel.

Baca Juga:
Di Depan DPR, Sri Mulyani Komitmen Terapkan Perjanjian Pajak Global

Misalnya, peningkatan skema pembiayaan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) yang lebih masif, penguatan peran Lembaga Pengelola Investasi (LPI), pemberdayaan special mission vehicles (SMV) di bawah Kemenkeu, pendalaman pasar, serta pengendalian utang yang tetap prudent.

“Inovasi di sisi pembiayaan difokuskan untuk mendorong pembiayaan yang fleksibel, prudent dan inovatif," ujarnya.

Sri Mulyani menambahkan pembiayaan 2022 masih akan dihadapkan pada tantangan kebutuhan yang tinggi dan volatilitas pasar keuangan serta antisipasi tren kenaikan suku bunga global.

Baca Juga:
Soal PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan ke Pemerintah Baru

Target pembiayaan utang pun akan dipenuhi secara pragmatis, fleksibel, dan prudent dengan melihat peluang dan diversifikasi pasar, diversifikasi instrumen, serta sumber pinjaman. Sumber pembiayaan itu baik dari pasar keuangan lokal, global, maupun pemanfaatan pinjaman dari lembaga multilateral dan bilateral.

"Pemerintah juga harus terus mendorong efektivitas pembiayaan investasi melalui penguatan BUMN sebagai agen pembangunan," lanjutnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 20 Mei 2024 | 15:17 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan 5,1-5,5 Persen

Senin, 20 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan ke Pemerintah Baru

BERITA PILIHAN
Senin, 20 Mei 2024 | 16:00 WIB KANWIL DJP JAWA BARAT III

Gelapkan Uang Pajak Rp 1,06 Miliar, Tersangka Ditahan Kejaksaan

Senin, 20 Mei 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan Keberatan, WP Perlu Setor Pajak yang Masih Harus Dibayar Dahulu

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan 5,1-5,5 Persen

Senin, 20 Mei 2024 | 14:35 WIB WORLD WATER FORUM 2024

Jokowi Mulai Mengenalkan Prabowo Subianto di Forum Internasional

Senin, 20 Mei 2024 | 13:45 WIB RASIO PAJAK

Rasio Perpajakan 2025 Ditargetkan 10,09% hingga 10,29% PDB

Senin, 20 Mei 2024 | 13:31 WIB KAFEB TALK X DDTC

Perkuat Kerja Sama Pendidikan Pajak, FEB UNS dan DDTC Teken MOA

Senin, 20 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan ke Pemerintah Baru