Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menilai tren deflasi selama 3 bulan berturut-turut menunjukkan daya beli masyarakat sangat rendah.
Febrio mengatakan daya beli masyarakat saat ini ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan pemerintah. Menurutnya, indeks harga konsumen (IHK) akan kembali naik (inflasi) jika pertumbuhan ekonomi berbalik ke zona positif.
"Akan terlihat ada pemulihan kalau ada pertumbuhan ekonomi positif. Sepanjang pertumbuhan ekonomi masih negatif, biasanya inflasi akan rendah. Dalam konteks ini, 3 bulan berturut-turut deflasi kecil," katanya melalui konferensi video, Kamis (1/10/2020).
Febrio mengatakan pemerintah akan berusaha memulihkan sisi permintaan agar berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pemerintah setidaknya membelanjakan anggaran Rp200 triliun untuk memulihkan perekonomian nasional.
Pemerintah melalui program penanganan virus Corona dan pemulihan ekonomi nasional juga telah mengalokasikan anggaran Rp695,2 triliun. Dana itu mencakup penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM, pembiayaan korporasi, serta insentif dunia usaha.
Dari sisi permintaan, pemerintah telah menyalurkan berbagai bantuan sosial untuk masyarakat miskin hingga subsidi upah bagi pekerja yang bergaji di bawah Rp5 juta per bulan. Dia meyakini daya beli masyarakat akan berangsur membaik seiring dengan makin banyaknya realisasi penyerapan dana stimulus tersebut.
"Dalam konteks me-maintain permintaan, ini harus dilakukan terus," ujar Febrio.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan IHK pada Agustus 2020 kembali mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,05%. Deflasi pada September 2020 merupakan deflasi yang ketiga kalinya secara berturut-turut sejak Juli 2020. Tren ini pertama kali terjadi sejak 1999.
Komponen inti pada September 2020 mengalami inflasi sebesar 0,13%, terendah sejak BPS dan Bank Indonesia menghitung inflasi inti pada 2004. Rendahnya inflasi inti menunjukkan daya beli masyarakat masih sangat lemah. Simak artikel ‘Tren Deflasi Berlanjut, BPS: Daya Beli Masih Sangat Lemah’. (kaw)