Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menilai pengelolaan APBN masih dalam kondisi prima jelang tutup buku.
Suahasil mengatakan APBN memiliki peran sebagai katalis untuk pembangunan ekonomi. Pemerintah pun menjaga defisit APBN tetap terjaga di bawah 3%, sebagaimana diatur UU Keuangan Negara.
"Tersisa 1 bulan terakhir untuk pelaksanaan APBN 2024 dan sejauh ini APBN prima," katanya, dikutip pada Jumat (29/11/2024).
Suahasil mengatakan APBN memiliki 3 peran penting dalam perekonomian. Ketiganya yakni menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global, APBN memastikan alokasi sumber daya perekonomian yang lebih baik, serta alat redistribusi pendapatan dan sumber daya dalam perekonomian.
Di tengah perekonomian global yang penuh ketidakpastian, APBN juga diharapkan mampu menjadi shock-absorber dan terus menjadi instrumen yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hingga Oktober 2024, defisit APBN tercatat senilai Rp309,2 triliun atau 1,37% terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit ini terjadi karena realisasi pendapatan negara tercatat Rp2.247,5 triliun, sedangkan belanja negara senilai Rp2.556,7 triliun.
Dia menjelaskan APBN 2025 ini telah disusun dengan memuat program Quick Win Presiden Prabowo Subianto. Beberapa di antaranya yakni program makan bergizi gratis, peningkatan kelas rumah sakit, renovasi sekolah, dan cetak sawah.
"Selain memberikan manfaat langsung ke masyarakat, kita arahkan APBN ke sektor-sektor yang memberikan multiplier effect ke perekonomian," ujarnya.
APBN 2025 dirancang dengan defisit anggaran senilai Rp616,19 triliun atau 2,53% PDB. Pendapatan negara ditargetkan senilai Rp3.005,12 triliun, sedangkan belanja negara senilai mencapai Rp3.621,31 triliun. (sap)