KEBIJAKAN PERINDUSTRIAN

BRIN: Fasilitas Supertax Deduction Bakal Kerek Daya Saing Industri

Dian Kurniati
Sabtu, 1 Juni 2024 | 16.29 WIB
BRIN: Fasilitas Supertax Deduction Bakal Kerek Daya Saing Industri

Ilustrasi riset. Direktur Pengelola Fasilitas Ketenaganukliran BRIN M.R Subekti menggunakan alat pelindung diri untuk memasuki reaktor nuklir Triga 2.000 di Badan Riset Inovasi Nasional di Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/8/2023). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mendorong pelaku industri memanfaatkan fasilitas supertax deduction untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang).

Plt. Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi Muhamad Amin mengatakan pemerintah menyediakan fasilitas supertax deduction untuk mendorong sektor swasta itu melakukan kegiatan litbang. Melalui fasilitas ini, daya saing teknologi dan industri Indonesia diharapkan dapat meningkat.

"Insentif ini tidak hanya akan mempercepat pertumbuhan teknologi dan industri berbasis penelitian, tetapi juga meningkatkan daya saing nasional di kancah global," katanya dalam acara temu bisnis bidang kesehatan bersama para pelaku industri, dikutip pada Sabtu (1/6/2024).

Amin mengatakan pemerintah sangat mengharapkan peran aktif sektor swatsa untuk mendukung riset dan inovasi di Indonesia. Dalam hal ini, sektor swasta dapat melaksanakan kegiatan litbang yang memang sesuai kebutuhannya.

Menurutnya, keuntungan dari kegiatan tersebut tidak hanya berupa hasil litbang tetapi juga pengurang penghasilan bruto melalui fasilitas supertax deduction.

"Implementasi insentif supertax deduction untuk 11 fokus litbang merupakan langkah strategis untuk mendorong inovasi dan penelitian di Indonesia," ujarnya.

Selain fasilitas supertax deduction, Amin menyebut dukungan untuk kegiatan litbang juga dilaksanakan dengan mengembangkan e-Katalog Inovasi. Platfom ini dikelola oleh BRIN bersama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sebagai sarana memasarkan produk-produk hasil litbang dalam negeri kepada instansi pemerintah.

PMK 153/2020 telah mengatur wajib pajak yang melakukan kegiatan litbang tertentu dapat memanfaatkan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300% dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan litbang tertentu di Indonesia. Pengurangan ini terdiri atas 100% dari jumlah biaya riil dan tambahan pengurangan sebesar paling tinggi 200% dari akumulasi biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan litbang dalam jangka waktu tertentu.

Terdapat 11 fokus litbang dan 105 tema litbang yang dapat diajukan untuk memperoleh fasilitas supertax deduction. Fokus bidangnya meliputi yakni pangan; farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan; serta tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka.

Kemudian, ada alat transportasi; elektronika dan telematika; energi; barang modal, komponen, dan bahan penolong; agroindustri; logam dasar dan bahan galian bukan logam; kimia dasar berbasis migas dan batu bara; serta pertahanan dan keamanan.

Fasilitas supertax deduction diberikan kepada wajib pajak badan dalam negeri yang menyelenggarakan litbang. Kriteria memperoleh fasilitas ini di antaranya melaksanakan kegiatan litbang untuk dengan tujuan memperoleh penemuan baru, berdasarkan konsep atau hipotesis orisinal, memiliki ketidakpastian atas hasil akhirnya, terencana dan memiliki anggaran, serta bertujuan menciptakan sesuatu yang dapat ditransfer secara bebas atau diperdagangkan.

Proposal supertax deduction ini disampaikan melalui sistem Online Single Submission (OSS) yang dikelola Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal. Agar proposal disetujui, wajib pajak badan di antaranya tidak boleh dalam keadaan rugi fiskal dan telah memenuhi kewajiban perpajakan yang dibuktikan melalui surat keterangan fiskal (SKF). (sap)
 

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.