Pekerja perempuan melinting rokok sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok di Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/12/2023). Pemerintah menetapkan ketentuan yang mengatur kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok beserta harga jual eceran (HJE) rata-rata sebesar 10 persen per 1 Januari 2024. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah melalui PMK 191/2022 telah mengatur kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau rokok beserta batasan harga jual eceran (HJE) minimumnya pada 2024.
Pertimbangan PMK 191/2022 menyatakan kebijakan cukai rokok perlu diubah dan disempurnakan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum di bidang tarif cukai rokok. Dengan kebijakan ini, kepala kantor Bea dan Cukai diperintahkan menetapkan kembali tarif cukai rokok dan HJE minimumnya.
"Pada saat peraturan menteri ini mulai berlaku, kepala kantor menetapkan kembali tarif cukai dengan ketentuan ... penetapan kembali dilakukan dengan memperhatikan tarif cukai untuk jenis hasil tembakau, golongan pengusaha pabrik hasil tembakau, dan harga jual eceran per batang atau gram," bunyi Pasal II ayat (1) PMK 191/2022, dikutip pada Rabu (27/12/2023).
Penetapan kembali tarif cukai dilakukan sesuai dengan tarif cukai yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Lampiran I untuk rokok buatan dalam negeri pada 2024. HJE yang ditetapkan kembali juga tidak boleh lebih rendah dari batasan HJE per batang atau gram yang masih berlaku dan tidak boleh lebih rendah dari batasan HJE minimum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.
Melalui PMK 191/2022, pemerintah menaikkan tarif cukai rokok pada 2023-2024 secara sekaligus. Tarif cukai rokok ini naik rata-rata sebesar 10% setiap tahun pada 2023 dan 2024.
Lampiran I PMK 191/2022 memuat daftar tarif cukai beserta HJE produk rokok pada 2024. Berikut ini daftarnya:
1. Sigaret Kretek Mesin (SKM)
a. SKM golongan I HJE paling rendah Rp2.260 dan tarif cukai Rp1.231 per batang.
b. SKM golongan II HJE paling rendah Rp1.380 dan tarif cukai Rp746 per batang.
2. Sigaret Putih Mesin (SPM)
a. SPM golongan I HJE paling rendah Rp2.380 dan tarif cukai Rp1.336 per batang.
b. SPM golongan II HJE paling rendah Rp1.465 dan tarif cukai Rp794 per batang.
3. Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret Putih Tangan (SPT)
a. SKT/SPT golongan I HJE paling rendah Rp1.375 sampai dengan Rp1.800, serta tarif cukai paling rendah Rp378 per batang.
b. SKT/SPT golongan II HJE paling rendah Rp865 dan tarif cukai Rp223 per batang.c. SKT/SPT golongan III HJE paling rendah Rp725 dan tarif cukai Rp122 per batang.
4. Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF) atau Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF)
a. SKTF/SPTF tanpa golongan HJE paling rendah Rp2.260 dan tarif cukai Rp1.231 per batang.
5. Kelembak Kemenyan (KLM)
a. KLM golongan I HJE paling rendah Rp950 dan tarif cukai Rp483 per batang.
b. KLM golongan II HJE paling rendah tetap Rp200 dan tarif cukai Rp25 per batang.
Pada jenis rokok tembakau iris (TIS), rokok daun atau klobot (KLB), dan cerutu (CRT), tarif cukai dan HJE dalam PMK 191/2022 tidak mengalami perubahan dari ketentuan yang lama. (sap)