Ilustrasi.
SEOUL, DDTCNews - Pemerintah Korea Selatan berencana memberikan insentif pajak senilai KRW1,16 triliun atau sebesar Rp14,5 triliun untuk riset dan pengembangan baterai, chip semikonduktor, hingga vaksin.
Adapun perubahan terkait dengan ketentuan perpajakan, yang turut memuat pemberian insentif, masih disusun Pemerintah Korea Selatan. Usulan perubahan akan diserahkan kepada parlemen sebelum 3 September 2021.
"Aturan ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan serta mengatasi ketimpangan penghasilan yang melebar akibat pandemi," tulis Kementerian Keuangan Korea Selatan seperti dikutip pada Sabtu (31/7/2021).
Menurut Pemerintah Korea Selatan, industri chip semikonduktor, baterai, dan vaksin adalah 3 sektor utama yang mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi domestik ke depan.
Untuk saat ini, Korea Selatan merupakan negara yang dominan dalam menyuplai kebutuhan chip semikonduktor secara global. Sayangnya 2 perusahaan produsen chip terbesar, yakni Samsung dan SK Hynix, hanya menguasai produksi memory chip.
Dengan pemberian insentif atas aktivitas penelitian dan pengembangan, pemerintah berharap korporasi Korea Selatan dapat meningkatkan kapabilitas produksi non-memory chip.
Saat ini, industri domestik Korea Selatan juga tengah dihadapkan pada persaingan yang ketat dalam produksi baterai mobil listrik. Dengan demikian, pemerintah memandang perlunya pemberian insentif untuk meningkatkan daya saing korporasi domestik.
Adapun insentif atas riset dan pengembangan vaksin juga diberikan untuk meningkatkan 'kedaulatan vaksin'. Rencananya, ketiga sektor ini akan diberikan fasilitas pengurangan pajak atau tax deduction sebesar 10% atas setiap tambahan investasi pada aktivitas riset dan pengembangan chip, baterai, dan vaksin hingga 2024.
Seperti dilansir koreaherald.com, dengan berbagai insentif yang sedang disiapkan, beban pajak yang ditanggung konglomerasi diestimasi akan menurun hingga KRW867 miliar. (kaw)