PAJAK ORANG KAYA

Kala Miliarder dan Selebriti Dunia Kepingin Bayar Pajak Lebih Besar

Dian Kurniati | Selasa, 28 Januari 2020 | 09:07 WIB
Kala Miliarder dan Selebriti Dunia Kepingin Bayar Pajak Lebih Besar

Artis Simon Pegg di antara 120 orang yang menandatangani surat terbuka menuntut kenaikan tarif pajak orang super kaya (foto: PA Wire/PA Images )

LONDON, DDTCNews—Sejumlah selebriti kaya dan miliarder menuntut untuk ditagih pajak lebih besar dengan alasan mereka mengklaim sebagai ‘manusia yang paling istimewa di muka bumi’.

Sebanyak 120 selebriti dan pengusaha kaya dari delapan negara telah menandatangani surat terbuka atas ‘tuntutan’ tersebut. Mereka juga mendesak orang kaya lainnya untuk meminta kenaikan pajak atas orang kaya demi mengatasi kesenjangan ekonomi di dunia.

Beberapa nama yang menandatangani surat itu seperti aktor Simon Pegg dan sutradara Richard Curtis, pendiri pabrik minuman Innocent Drinks Richard Reed dan mantan bos Unilever Paul Polman. Surat itu dirilis bertepatan digelarnya Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pekan lalu.

Baca Juga:
Ingatkan WP Patuh Pajak, Anang Hermansyah Beberkan Segala Manfaatnya

Mereka menyebut kesenjangan ekonomi telah mencapai titik krisis, hingga mengakibatkan erosi kepercayaan di tengah masyarakat, meningkatkan kebencian, dan melemahkan rasa sosial.

“Ada dua jenis orang kaya: mereka yang suka membayar pajak dan mereka yang menyukai garpu rumput. Kami lebih menyukai pajak. Dan kami percaya, setelah refleksi, Anda juga akan melakukannya,” kata mereka, dikutip Selasa (28/01/2020).

Mereka memahami tambahan pajak dari para orang kaya dapat menambal alokasi pemerintah untuk masyarakat. Kenaikan pajak, menurut mereka, menjadi satu-satunya cara untuk memberikan masyarakat pendanaan yang memadai.

Baca Juga:
Soal Rencana Pajak Biden untuk Miliarder, Elon Musk Cuit Begini

"Untuk itu, kami mendesak Anda (orang kaya) menuntut pajak yang lebih tinggi dan lebih adil di negara Anda sendiri, serta mencegah penghindaran dan penggelapan pajak individu dan perusahaan melalui upaya reformasi pajak internasional," jelas mereka.

Surat dari miliarder itu juga menyebutkan bahwa penghindaran pajak saat ini telah mencapai ‘epidemi’. Pasalnya, di beberapa negara, orang terkaya justru membayar tarif pajak efektif yang lebih rendah daripada yang lainnya.

Mereka mengutip penelitian yang menunjukkan hampir sepersepuluh dari PDB dunia disembunyikan di negara bebas pajak, dan sekitar 40 persen dari investasi asing berusaha menghindari pajak menggunakan perusahaan cangkang.

Baca Juga:
Waduh, Pembalap Formula 1 Ini Dituduh Gelapkan Pajak

Dilansir dari Standard.co.uk, aktor Simon Pegg menulis dalam sebuah kolom di The Times edisi Kamis pekan lalu, berisi permintaan agar sesama orang kaya dunia tak ragu ikut menandatangani surat tersebut.

Pegg memperkirakan hampir setengah populasi dunia berusaha untuk bertahan hidup dengan hanya sekitar US$5,50 (4,18 euro) dalam sehari. Di lain pihak jumlah miliarder tumbuh dua kali lipat dalam satu decade terakhir ini.

“Ketimpangan tidak bisa dihindari, itu adalah pilihan kebijakan. Hal ini adalah produk dari kebijakan pemerintah yang memihak kelompok sangat kaya dengan mengorbankan mereka yang kurang beruntung," tulis Pegg.

Oleh karena itu, lanjut Pegg, apabila memperbaiki kondisi ekonomi yang rusak ini terasa terlalu rumit bagi pemimpin dunia, ada baiknya para miliarder membantu pemerintah dengan cara membayar pajak lebih besar dari sebelumnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 08 Desember 2023 | 12:18 WIB HARI PENYANDANG DISABILITAS INTERNASIONAL

Ditjen Pajak Gelar Pelatihan bagi Wirausaha Tuli

Jumat, 08 Desember 2023 | 10:09 WIB THAILAND

Dorong Konsumsi Domestik, Thailand Bakal Berikan Potongan Pajak

BERITA PILIHAN
Sabtu, 09 Desember 2023 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kantor Cabang Pindah, NPWP Cabang Lama Harus Dihapus dan Daftar Baru

Sabtu, 09 Desember 2023 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jelang Berlaku Penuh, Hotman Paris Ajak WP Segera Validasi NIK-NPWP

Sabtu, 09 Desember 2023 | 13:30 WIB KP2KP KUTACANE

Dekati Deadline, Ratusan Guru SD-SMP Validasi NIK-NPWP Bersama-sama

Sabtu, 09 Desember 2023 | 13:00 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2022

WP Terdaftar Capai 70,29 Juta pada 2022, Proporsi WP Badan Meningkat

Sabtu, 09 Desember 2023 | 12:30 WIB LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK

BPK Soroti Inkonsistensi Pengurangan Sanksi Pajak Antar-Kanwil DJP

Sabtu, 09 Desember 2023 | 12:00 WIB PEMILU 2024

Debat Capres, Panelis Harus Teken Pakta Integritas dan Dikarantina

Sabtu, 09 Desember 2023 | 11:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Dorong Industri Properti, DJP Jatim II Sosialisasikan PPN DTP Rumah

Sabtu, 09 Desember 2023 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Rangkaian Tindakan Penagihan Pajak Jika Lewat Jatuh Tempo Pelunasan

Sabtu, 09 Desember 2023 | 10:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

AR Terbitkan Banyak SP2DK dari Data yang Sama, Ribuan WP Betulkan SPT

Sabtu, 09 Desember 2023 | 08:00 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Kebut Impor Barang Kiriman TKI, DJBC Buka Help Desk Perekaman CN/PIBK