JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan akan merancang kebijakan yang memperkuat pendapatan pajak serta kepabeanan dan cukai untuk mengompensasi setoran dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diproyeksikan melemah dalam 10 tahun ke depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi penurunan PNBP 10 tahun ke depan adalah akibat risiko stagnasi harga minyak dunia dan geopolitik internasional. Hingga saat ini permintaan global juga belum terlihat membaik, bahkan harga komoditas juga mengalami stagnasi.
“Produksi minyak cukup tinggi, tapi untuk demand sendiri yang tidak pick-up cukup tinggi. Hal ini mencerminkan kondisi penawaran yang berlebih dan bisa menekan harga minyak. Adapun, komoditas karet dan CPO juga masih bergantung dengan konsumsi,” ujarnya, Sabtu (26/11).
Dari sisi suplai minyak, sejumlah produsen ingin menambah pasokan seperti Venezuela, Rusia, Iraq, Arab Saudi, serta termasuk Iran yang sudah bebas dari sanksi. Sedangkan dari sisi CPO dan karet dimungkinkan mencapai titik dasar, kecuali ada negara yang krisis dan bisa memengaruhi dunia.
Berbagai risiko geopolitik juga akan membayangi harga minyak dunia, termasuk proses pemilu di Jerman dan Perancis sebagai dua negara terbesar di Uni Eropa, kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) terkait dengan quantitative easing serta kebijakan Bank Sentral AS terkait degan rencana kenaikan suku bunga.
Ia menegaskan dari sisi ekonomi global commodity booming dalam dua dekade terakhir diprediksi sulit terjadi. Pada saat itu pertumbuhan ekonomi di negara maju mengalami peningkatan yang cukup besar dan stabil.
Karena itu, sumber dari pajak dan bea cukai juga sangat menentukan kondisi ekonomi nasional ke depannya. Maka peningkatan basis pajak, serta kepabeanan dan cukai menjadi pendapatan yang lebih sustainable untuk jangka menengah dan jangka panjang. (Amu/Gfa)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.