Presiden AS Joe Biden terlihat di layar saat memberikan pidato pada konvensi ke-40 International Brotherhood of Electrical Workers (IBEW) di McCormick Place, di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Rabu (11/5/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/RWA/djo
WASHINGTON D.C., DDTCNews - Presiden AS Joe Biden mengaku sedang mempertimbangkan pemberian insentif pembebasan pajak BBM di tengah kenaikan inflasi.
Pasalnya, saat ini rata-rata harga BBM di AS sudah hampir mencapai US$5 per galon akibat kenaikan harga komoditas global dan perang antara Rusia-Ukraina.
"Iya, saya mempertimbangkan itu. Saya akan mengambil kebijakan berdasarkan data," ujar Biden, dikutip Selasa (21/6/2022).
Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya juga mengatakan pembebasan pajak BBM secara temporer merupakan salah satu kebijakan yang perlu dipertimbangkan guna mengurangi beban konsumen.
"Presiden akan mengambil langkah apapun untuk membantu konsumen. Harga BBM melonjak drastis dalam beberapa waktu terakhir dan membebani rumah tanggal AS," ujar Yellen seperti dilansir axios.com.
Bila libur pajak BBM diterapkan oleh Pemerintah AS, para konsumen akan menghemat pengeluaran BBM senilai 18,4 sen per galon.
Untuk diketahui, inflasi di AS per Mei 2022 tercatat mencapai 8,6%, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. AS mencatatkan inflasi di atas 8% terhitung sejak Maret 2022.
Sebagai respons atas inflasi dan kenaikan harga BBM, AS telah mendistribusikan cadangan minyak serta telah meminta kilang minyak untuk meningkatkan produksinya. Meski demikian, langkah ini belum benar-benar bisa menurunkan harga BBM dan inflasi.
Dalam aspek kebijakan moneter, The Fed memutuskan untuk meningkatkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 1,5% hingga 1,75%. (sap)