Ilustrasi. Pemandangan yang menunjukkan empat menara pendingin dan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Electricite de France (EDF) di Cattenom, Prancis, Senin (14/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Pascal Rossignol/WSJ/sad.
BRATISLAVA, DDTCNews – Sebanyak 2 perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Slovakia menolak usulan pemajakan atas kelebihan laba. Hal tersebut diyakini dapat membuat bangkrut perusahaan mereka.
Sebelumnya, pemerintah Slovakia telah meminta parlemen, The National Council, untuk mempercepat pengesahan aturan pemajakan tersebut. Aturan ini diharapkan dapat diimplementasikan mulai 1 Maret.
“Dalam proposalnya, kelebihan laba yang didapat perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir akan dikenakan pajak sebesar 50% untuk setiap masanya,” tulis Tax Notes International, dikutip Jumat (25/2/2022).
Dalam aturan yang diajukan, kelebihan laba dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara harga pasar listrik dan biaya untuk memproduksinya.
Kabinet mengakui bahwa pengenaan pajak ini dapat memberikan dampak negatif bagi kegiatan usaha. Meskipun demikian, pengenaan pajak ini dapat memberikan dampak positif bagi anggaran negara.
Salah satu CEO perusahaan pembangkit listrik Slovenské Elektrárne, Branislav Strýček menuding rencana pemajakan oleh The National Council dibuat tanpa adanya analisis lebih lanjut. Menurut Strýček, pemerintah tidak melihat dampaknya pada kondisi ekonomi perusahaan.
“Rencana pemerintah untuk memperkenalkan pajak yang dapat membuat bangkrut perusahaan kami cukup mengejutkan kami,” ujar Strýček.
Lebih lanjut, Strýček mengatakan jika tambahan pajak tersebut diperkirakan akan membuat kerugian perusahaan senilai €72 juta pada 2022 dan €161 juta pada 2023.
“Dengan kondisi seperti itu, kami tak bisa bayangkan apakah bank yang membiayakan kami akan setuju untuk menunda pembayaran kami. Saat ini utang perusahaan berada di atas standar industri,” tambah Strýček. (sap)