Ilustrasi. (DDTCNews)
PHNOM PENH, DDTCNews—Otoritas pajak Kamboja (The General Department of Taxation/GDT) mencatat penerimaan pajak pada semester I/2020 mencapai US$1,68 miliar atau setara dengan Rp24,32 triliun.
Dalam keterangan resminya, GDT menyebut penerimaan pajak paruh pertama tahun ini naik 12% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,42 miliar. Realisasi tersebut juga setara 59,09% dari target penerimaan pajak 2020 sebesar US$2,88 miliar.
"Dua sumber utama penerimaan pajak mengalami pertumbuhan signifikan selama periode tersebut," sebut GDT, Senin (13/7/2020).
Jenis pajak yang menjadi penopang utama penerimaan di Kamboja antara lain setoran PPN yang tumbuh 4,83% menjadi US$339,4 juta dan pajak penghasilan (PPh) yang naik 23,03% menjadi US$664,1 juta.
Direktur Jenderal GDT Kong Vibol mengatakan departemennya akan terus menerapkan kebijakan reformasi pajak secara ketat dan efektif agar penerimaan pajak tahun ini dapat tercapai.
Menurutnya, GDT juga akan memperkenalkan langkah-langkah utama seperti memperkuat manajemen pembayaran pajak, memperkuat implementasi manajemen dan kontrol, serta menguatkan sistem e-filing.
Selain itu, GDT akan meningkatkan upaya pengumpulan pajak, memperkuat audit, serta meningkatkan penerimaan pajak properti, pajak tanah menganggur, dan pajak jalan untuk tahun ini.
“Kami juga akan memberikan perhatian khusus pada wajib pajak perusahaan yang meminta menangguhkan sementara demi melanjutkan kegiatan bisnis mereka,” jelas Vibol.
Sementara itu, Ekonom Royal Academy of Cambodia Hong Vanak menilai realisasi setoran pajak tersebut terbilang cukup memuaskan, meski pada saat bersamaan terdapat pandemi virus Corona atau Covid-19.
Menurutnya, penerimaan pajak yang positif tersebut didorong meningkatnya kepatuhan wajib pajak, kegiatan ekspor-impor yang kuat, peningkatan konsumsi domestik dan manajemen dan diversifikasi yang lebih baik dalam sistem pajak.
"Perpajakan memainkan peran penting dalam meningkatkan pendapatan untuk menyuntikkan ekonomi nasional. Pertumbuhan pendapatan adalah tanda yang menggembirakan bagi perekonomian Kamboja,” ujarnya.
Meski begitu, Vanak mencatat upaya efisiensi penerimaan pajak selama beberapa tahun terakhir ini masih belum akurat dan transparan, terutama terkait dengan pajak properti. Dia meyakini bila hal tersebut diperbaiki, realisasi penerimaan pajak akan lebih besar.
Dilansir dari Phnompenhpost, GDT mencatat penerimaan pajak sebesar US$2,81 miliar pada 2019, atau 123,2% dari target US$2,28 miliar. Realisasi penerimaan tersebut tumbuh 28,28% ketimbang tahun sebelumnya sebesar US$2,19 miliar. (rig)