Slide paparan yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan kinerja rasio perpajakan meningkat pada tahun depan.
Penerimaan perpajakan pada 2024 ditargetkan mencapai Rp2.307,9 triliun, tumbuh 8,9% dari outlook perpajakan pada tahun ini. Dengan proyeksi ekonomi 2024 tumbuh 5,2%, rasio perpajakan pada tahun depan diyakini akan lebih tinggi ketimbang tahun ini.
"Kami akan melakukan beberapa pembangunan, coretax, kepatuhan dengan menggunakan integrasi teknologi, joint program agar penerimaan makin konsisten dari berbagai sumber, dan melaksanakan UU HPP," katanya, Rabu (16/8/2023).
Secara lebih terperinci, penerimaan pajak pada tahun depan ditargetkan mencapai Rp1.986,9 triliun, naik 9,3% dibandingkan dengan outlook penerimaan pajak pada tahun ini.
Pencapaian target penerimaan pajak pada tahun depan bakal didukung oleh implementasi NIK sebagai NPWP, pengawasan atas wajib pajak orang kaya, dan pemanfaatan digital forensik.
Meski demikian, insentif pajak juga akan tetap diberikan untuk mendukung pengembangan kendaraan bermotor listrik dan kegiatan vokasi.
"Jadi, pajak tidak hanya untuk collection, tapi juga bisa memberikan insentif," ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, pemerintah menetapkan target penerimaan bea dan cukai sejumlah Rp321 triliun, naik 7% dibandingkan dengan outlook penerimaan kepabeanan dan cukai pada tahun ini.
Penerimaan cukai dan bea masuk ditargetkan naik masing-masing sebesar 8,3% dan 8,1%. Khusus bea keluar, setorannya pada 2024 diperkirakan turun 11,5%.
"Bea keluar diperkirakan akan turun karena konsekuensi dari hilirisasi. Jadi memang bea keluar tidak menjadi andalan karena kita ingin ada nilai tambah lebih di dalam negeri," tutur Sri Mulyani. (rig)