FILIPINA

Investor Khawatir dengan Program Reformasi Pajak, Investasi Jatuh

Redaksi DDTCNews | Selasa, 12 Maret 2019 | 18:40 WIB
Investor Khawatir dengan Program Reformasi Pajak, Investasi Jatuh

Presiden Rodrigo Duterte. 

MANILA, DDTCNews – Investasi langsung asing (foreign direct investments/FDI) Filipina pada 2018 turun pertama kalinya sejak 2015. Investor diperkirakan khawatir dengan usulan reformasi pajak Presiden Rodrigo Duterte yang dapat merusak iklim investasi.

Bank sentral Filipina telah menetapkan target FDI pada 2018 senilai US$10,4 miliar. Namun, realisasinya hanya mencapai US$9,8 miliar. Selain tidak sesuai dengan target, realisasi tersebut mencatatkan kontraksi lebih dari 4% dibandingkan dengan capaian pada 2017 senilai US$10,3 miliar.

Investasi asing menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja di Filipina. Namun demikian, Filipina telah tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam. Vietnam tercatat menerima aliran FDI senilai US$35,5 miliar pada tahun lalu.

Baca Juga:
Punya Reksadana dan Saham, Gimana Isi Harga Perolehan di SPT Tahunan?

“Mungkin ketidakpastian program reformasi pajak membuat beberapa investor cenderung wait and see,” kata Nicholas Antonio Mapa, Senior Economist ING Bank N.V. Manila, seperti dikutip pada Selasa (12/3/2019).

Seperti diketahui, pada tahun lalu, Parlemen Filipina menyetujui RUU yang didalamnya memuat perombakan tarif pajak perusahaan dan insentif fiskal negara. Langkah reformasi pajak Duterte ditujukan untuk mengurangi tarif pajak penghasilan perusahaan dalam 10 tahun dari 30% menjadi 20%.

Pemerintah juga mempertimbangkan langkah-langkah baru yang dirancang untuk memberi manfaat kepada investor seperti pembebasan pajak untuk industri baru seperti robot dan kecerdasan buatan.

Baca Juga:
Realisasi Investasi Sektor Energi Terbarukan Stagnan, Ini Penyebabnya

Untuk mengimbangi penurunan pendapatan, RUU diusulkan untuk memotong insentif pajak yang dinikmati oleh eksportir, produsen, pariwisata, dan beberapa industri. Namun, seperti dilansir Nikkei Asian Review, perekonomian yang melambat membuat beberapa investor khawatir.

Nicholas Antonio Mapa mengatakan aliran FDI bisa tetap stabil tahun ini karena investor yang ada kemungkinan akan melanjutkan aliran masuk di tengah prospek ekonomi yang masih optimis. "Adapun untuk FDI yang baru kita mungkin perlu mendapatkan lebih banyak kejelasan tentang reformasi pajak atau peningkatan substansial dalam kualitas infrastruktur,” jelasnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Punya Reksadana dan Saham, Gimana Isi Harga Perolehan di SPT Tahunan?

Rabu, 27 Maret 2024 | 15:31 WIB LAPORAN KINERJA ESDM 2023

Realisasi Investasi Sektor Energi Terbarukan Stagnan, Ini Penyebabnya

Rabu, 27 Maret 2024 | 10:37 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Bertemu S&P, Sri Mulyani Sebut Konsolidasi Fiskal RI Cepat dan Kuat

Senin, 25 Maret 2024 | 16:37 WIB KINERJA INVESTASI

JCR Pertahankan Peringkat Investasi RI di Level BBB+, Outlook Stabil

BERITA PILIHAN