DAYA SAING

Ini Instrumen yang Efektif Bangun Kepastian Pajak Versi OECD

Redaksi DDTCNews | Selasa, 29 Oktober 2019 | 11:49 WIB
Ini Instrumen yang Efektif Bangun Kepastian Pajak Versi OECD

Ilustrasi gedung OECD.

JAKARTA, DDTCNews – Ada berbagai aspek yang menjadi sumber ketidakpastian pajak bagi pelaku bisnis versi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Lantas, apa instrumen yang efektif untuk membangun kepastian pajak itu sendiri?

Dalam business survey on taxation (2016) yang ada dalam laporan bertajuk Tax Morale: What Drives People and Businesses to Pay Tax?’, OECD memaparkan 10 instrumen yang bisa efektif untuk menumbuhkan kepastian pajak, terutama bagi pelaku bisnis.

Secara umum, OECD menilai pengurangan birokasi, peningkatan konsultasi dan transparansi, serta penyelesaian sengketa yang lebih efektif menjadi instrumen yang penting untuk membangun kepastian pajak.

Baca Juga:
Pilar 1 Tak Kunjung Dilaksanakan, Kanada Bersiap Kenakan Pajak Digital

“Sebagian besar instrumen ini mengatasi masalah seputar peningkatan kepercayaan pada sistem pajak atau membuatnya lebih mudah untuk memahami sistem pajak,” demikian pernyataan OECD dalam laporan tersebut, seperti dikutip pada Selasa (29/10/2019).

Untuk Asia, instrumen yang diidentifikasi paling efektif untuk mendukung kepastian pajak adalah rezim penyelesaian sengketa domestik yang efektif. Selanjutnya ada peraturan perpajakan domestik sesuai dengan standar perpajakan internasional serta panduan terperinci dalam regulasi pajak.

OECD mengatakan berbagai instrumen tersebut akan berdampak pula pada moral pajak individu maupun perusahaan multinasional. Dengan demikian, OECD mendorong pertukaran ide di seluruh jaringan yang lebih luas terkait implementasi berbagai instrumen tersebut.

Baca Juga:
Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah


Variasi yang signifikan antar daerah menggambarkan perlunya pendekatan yang spesifik dan berbeda. Hal ini menggambarkan kembali bahwa meskipun kepastian atau moral pajak tampaknya menjadi tantangan global, respons perlu dibuat untuk tataran lingkungan lokal atau domestic.

“Prioritas negara-negara berkembang tidak mungkin sama dengan di negara-negara anggota OECD. Misalnya, negara-negara anggota OECD telah mengatasi beberapa tantangan dan dapat berbagi pengalaman melalui FTA [Forum on Tax Administration],” imbuh OECD.

Kapasitas domestik juga dapat mempengaruhi pilihan kebijakan. Banyak perusahaan multinasional menganjurkan program kepatuhan koperasi yang telah diadopsi oleh sejumlah negara OECD. Namun, hal ini mungkin lebih menantang bagi negara-negara berkembang. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online

Jumat, 19 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jangan Diabaikan, Link Aktivasi Daftar NPWP Online Cuma Aktif 24 Jam

Jumat, 19 April 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan