Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan membicarakan kerja sama ekonomi kedua negara.
Jokowi mengatakan Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Australia. Menurutnya, kedua negara memiliki dua fondasi kuat dalam hubungan bilateral, yaitu kemitraan strategis komprehensif yang dimiliki sejak 2018 dan Indonesia-Australia CEPA (IA-CEPA) yang berlaku sejak 2020.
"Mengenai isu-isu bilateral, kita lebih fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi," katanya, Senin (6/6/2022).
Jokowi menuturkan terdapat lima hal yang dibicarakan presiden bersama Albanese. Pertama, memperluas akses ekspor produk Indonesia yang bernilai tambah tinggi ke Australia seperti produk otomotif.
Kedua, implementasi IA-CEPA yang memberikan kesempatan bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk bekerja di Australia, termasuk penambahan kuota Working Holiday Visa menjadi 5.000 peserta per tahun.
Ketiga, implementasi kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan, seperti pembukaan kampus Monash University di Banten dan investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di Jawa Barat senilai US$1 miliar selama 20 tahun.
Keempat, memperkuat ketahanan pangan dengan menjaga keberlanjutan rantai pasok sejumlah komoditas seperti gandum serta peningkatan kapasitas di bidang food processing dan food innovation.
Kelima, penguatan kerja sama energi dan perubahan iklim dengan dana hibah awal dari Australia senilai AU$200 juta.
Selain kedua negara, Jokowi dan Albanese juga membahas perang yang terjadi di Ukraina, kerja sama Indo-Pasifik, dan penguatan kemitraan pembangunan di Pasifik.
"Terakhir, saya berharap Perdana Menteri Albanese dapat hadir dalam KTT G-20 di bulan November di Bali," tutur presiden.
Sementara itu, Albanese menilai hubungan Indonesia dan Australia tidak hanya terjalin karena kedekatan geografis, tetapi sejarah panjang di belakangnya. Dia juga mendukung langkah Indonesia mengatasi tantangan pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 dan perubahan iklim.
"Peningkatan hubungan perdagangan dan investasi menjadi prioritas dalam pemerintahan saya sehingga kami berencana bekerja sama dengan indonesia untuk mewujudkan berbagai potensi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia," ujarnya.
Albanese juga bersedia hadir dalam KTT G-20 karena menyadari peran kelompok tersebut dalam mendorong pemulihan ekonomi global secara bersama-sama.
Anthony Albanese merupakan pemimpin Partai Buruh yang memenangkan pemilihan perdana menteri Australia pada 21 Mei 2022. Salah satu janjinya selama kampanye ialah mengenakan pajak pada perusahaan multinasional secara adil. (rig)