ANGGARAN PEMERINTAH

Rasio Utang Naik, Sri Mulyani: Lebih Baik Ketimbang Negara Tetangga

Dian Kurniati
Jumat, 28 Januari 2022 | 09.32 WIB
Rasio Utang Naik, Sri Mulyani: Lebih Baik Ketimbang Negara Tetangga

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kenaikan rasio utang akibat pandemi Covid-19 dalam 2 tahun terakhir relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara lainnya, seperti Malaysia dan China.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kenaikan tingkat utang tersebut terjadi seiring dengan pelebaran defisit APBN. Namun, kenaikan utang Indonesia masih lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

"Kalau kita lihat defisit meningkat, maka tingkat utang dari emerging country naik," katanya dalam rapat KSSK bersama Komisi XI, Kamis (27/1/2022).

Sri Mulyani menuturkan semua negara di dunia memakai APBN sebagai instrumen countercyclical melawan pandemi sekaligus melindungi ekonomi masyarakat. Akibatnya, terjadi pelebaran defisit dan pada akhirnya berdampak pada kenaikan tingkat utang.

Sepanjang 2020 hingga 2021, defisit APBN dan rasio utang Indonesia mengalami kenaikan masing-masing 10,8% terhadap PDB. Menurut Sri Mulyani, kondisi tersebut masih lebih baik ketimbang beberapa negara berkembang lain.

Misal, defisit fiskal China naik 18,8% dan rasio utang juga naik 11,8%. Lalu, defisit fiskal Malaysia naik 11,1% dan rasio utang naik 13,6%. Adapun defisit APBN Thailand tumbuh 11,6% dan rasio utang tumbuh 17%.

"Ini adalah suatu cara untuk melihat apakah policy design yang kita lakukan relatif bekerja secara cukup baik dan efektif untuk menangani Covid dan dampak kepada perekonomian," ujarnya.

Meski demikian, ada pula negara yang kenaikan defisit fiskal dan rasio utang yang lebih rendah dari Indonesia. Beberapa di antaranya yakni Rusia, Arab Saudi, dan Vietnam.

Hingga akhir Desember 2021, posisi utang Indonesia mencapai Rp6.908,87 triliun atau 41% terhadap PDB. Angka tersebut melonjak dari posisi utang akhir Desember 2019 sejumlah Rp4.779,28 triliun atau 29,8% terhadap PDB. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.