JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 sebesar 5,12% ditopang laju konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) alias investasi.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan dua komponen pengeluaran tersebut berkontribusi paling tinggi terhadap PDB. Kedua komponen juga tumbuh positif, yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% dan PMTB naik 6,99%.
"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 disumbang konsumsi rumah tangga dan PMBT. Hal ini didorong peningkatan belanja kebutuhan rumah tangga dan mobilitas masyarakat, serta permintaan barang modal untuk mendukung aktivitas produksi," ujarnya, Selasa (5/8/2025).
Edy menilai pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,97% mencerminkan masih tingginya permintaan domestik. Dia menjelaskan pertumbuhan konsumsi tersebut didorong meningkatnya belanja kebutuhan primer dan mobilitas rumah tangga.
Dia menuturkan kebutuhan bahan makanan dan makanan meningkat karena didorong pariwisata selama libur sekolah dan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Isa Almasih, dan Idul Adha.
Sementara itu, peningkatan mobilitas masyarakat turut mendorong angka konsumsi, khususnya pada sektor transportasi dan restoran.
Lebih lanjut, komponen PMTB tumbuh 6,99% didorong oleh investasi swasta dan pemerintah. Selain itu, komponen konsumsi LNPRT juga tumbuh 7,82%, kinerja ekspor tumbuh 10,67%, dan kinerja impor tumbuh 11,65%.
Berbanding terbalik, konsumsi pemerintah turun 0,33% pada kuartal II/2025. Berdasarkan kinerja pertumbuhan PDB dari sisi pengeluaran, lanjut Edy, seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif, kecuali konsumsi pemerintah.
Berdasarkan kontribusinya, komponen konsumsi rumah tangga juga masih menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 dengan kontribusi sebesar 54,25% terhadap PDB. Disusul PMBT dengan kontribusi sebesar 27,83% terhadap PDB.
"Dengan demikian 82,08% PDB kuartal II/2025 berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB," tutur Edy.
Sisanya, BPS melaporkan komponen ekspor berkontribusi sebesar 22,28% terhadap PDB. Kemudian, konsumsi pemerintah menyumbang 6,93%, dan konsumsi LNPRT sebesar 1,35%. Adapun kontribusi impor terhadap PDB turun 20,66%. (rig)