JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah Indonesia akan memberikan akses critical mineral kepada Amerika Serikat (AS).
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemberian akses terhadap critical mineral merupakan salah satu substansi yang disepakati oleh Indonesia dan AS dalam agreement on reciprocal trade.
"Tentu yang critical mineral sudah ada pembicaraan dengan badan ekspornya di AS dan juga ada perusahaan AS yang sudah berbicara dengan perusahaan critical mineral di Indonesia. Jadi itu akses terhadap critical mineral yang disediakan oleh pemerintah," katanya, dikutip pada Sabtu (27/12/2025).
Sebagai imbal balik atas pemberian terhadap critical mineral dimaksud, AS akan memberikan fasilitas pengecualian bea masuk atas ekspor unggulan Indonesia. Ekspor unggulan dimaksud contohnya adalah minyak kelapa sawit, kopi, teh, kakao, dan beragam produk manufaktur padat karya.
Pembebasan bea masuk atas komoditas ekspor Indonesia diharapkan bisa menjaga daya saing produk Indonesia dan memberikan kepastian bagi pelaku usaha Indonesia.
"Sebetulnya komoditas itu sudah ada di dalam executive order. Cuma kalau untuk Indonesia akan ditambahkan beberapa komoditas lain termasuk kelapa sawit," ujar Airlangga.
Saat ini, pemerintah Indonesia dan AS sedang melakukan legal scrubbing dan finalisasi terhadap dokumen agreement on reciprocal trade.
Pemerintah Indonesia sendiri berharap perjanjian tersebut bisa ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump sebelum akhir Januari 2026.
"Indonesia dan AS akan melanjutkan kembali pertemuan teknis untuk legal drafting, serta clean up dokumen ditargetkan selesai dalam sepekan, waktunya tentatif antara 12-19 Januari [2026]," tutur Airlangga pada pekan lalu. (rig)
