Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan perekonomian Indonesia bakal tumbuh di atas 5% pada tahun ini sampai dengan 2026.
Dalam OECD Economic Outlook, lembaga internasional yang bermarkas di Paris ini memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% pada tahun ini dan menjadi 5,2% pada 2025. Adapun pertumbuhan ekonomi pada 2026 diperkirakan mencapai 5,1%.
"Permintaan domestik tetap didorong oleh konsumsi rumah tangga, sedangkan pertumbuhan investasi akan menguat pada 2 tahun ke depan," tulis OECD dalam OECD Economic Outlook yang dirilis hari ini, Rabu (4/12/2024).
Secara terperinci, konsumsi rumah tangga diperkirakan konsisten tumbuh sebesar 5,1% pada 2024 hingga 2026, sedangkan investasi diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,8% pada tahun ini dan 6,8% pada tahun depan.
"Meningkatnya kepercayaan bisnis dan konsumen, belanja pemerintah yang tinggi, dan suku bunga yang rendah akan mendukung permintaan dan pertumbuhan domestik pada 2025 dan 2026," tulis OECD.
Sementara itu, inflasi pada 2024 hingga 2026 diperkirakan akan tetap terjaga sedikit di bawah 2,5% seiring dengan menguatnya permintaan domestik dan ketatnya pasar tenaga kerja.
Agar Indonesia mampu meraih status negara berpenghasilan tinggi (high-income country) pada 2045, OECD mendorong Indonesia untuk melakukan reformasi struktural yang mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Sejauh ini, Indonesia telah menerbitkan beragam regulasi guna mempermudah penanaman modal asing. Namun, Indonesia masih perlu menghapuskan beragam batasan impor dan ekspor atas komoditas, bahan baku, dan barang akhir.
Formalisasi perekonomian juga diperlukan dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak. Menurut OECD, formalisasi ekonomi akan memperluas basis pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Tambahan penerimaan pajak dari upaya formalisasi ekonomi tersebut bisa digunakan untuk mendanai program transisi energi dan pengembangan SDM yang direncanakan pemerintah. (rig)