Ilustrasi. Pianis Daan Herweg dari grup band jazz asal Belanda Henk Kraaijeveld Quintet tampil dalam pertunjukan musik di Rumah Melayu, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (25/7/2023) malam. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/foc.
BANGKOK, DDTCNews - Pemerintah Thailand mengumumkan kebijakan fiskal baru untuk menarik lebih banyak konser dan acara internasional.
Sekjen Dewan Investasi Narit Therdsteerasukdi mengatakan pemerintah berkomitmen menghilangkan berbagai hal yang menghambat pelaksanaan konser, olahraga, dan festival internasional. Menurutnya, kebijakan tersebut juga sejalan dengan tujuan Thailand menjadi pusat pariwisata di regional.
"Agar memenuhi syarat, acara musik, olahraga, dan festival internasional harus berskala besar dengan investasi atau pengeluaran minimal THB100 juta [sekitar Rp43,5 miliar] per acara," katanya, dikutip pada Senin (8/4/2024).
Narit mengatakan pelaksanaan acara besar berskala internasional akan memberikan dampak terhadap perekonomian. Sayangnya, masih ada beberapa hambatan yang menjadi kendala antara lain visa, izin kerja untuk artis dan tim asing, serta beban bea masuk dan pajak ekspor-impor sementara atas peralatan pertunjukan.
Dia menjelaskan Dewan Investasi akan memfasilitasi penyelenggara acara internasional sehingga dapat mengadakan pertunjukan di Thailand dengan lebih mudah. Beberapa insentif yang ditawarkan yakni pembebasan bea masuk dan pajak atas impor sementara berupa mesin dan peralatan yang digunakan untuk acara, serta fasilitasi visa dan izin kerja bagi artis dan staf asing yang datang untuk menyelenggarakan acara tersebut.
Fasilitas ini akan diberikan melalui pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang dioperasikan oleh Badan Investasi. Dengan insentif ini, diharapkan kunjungan wisatawan di Thailand akan makin ramai.
"Pelaksanaan kegiatan internasional akan mendorong wisatawan membelanjakan uangnya lebih banyak sehingga meningkatkan bisnis jasa di Thailand terutama hotel, restoran, dan layanan terkait pariwisata," ujarnya dilansir nationthailand.com.
Pengumuman insentif tambahan ini disampaikan tidak lama setelah Perdana Menteri Srettha Thavisin turut berkomentar mengenai pelaksanaan konser Taylor Swift selama 6 hari di Singapura. Srettha menyebut Taylor Swift sempat menolak tampil di Thailand karena telah terjalin kesepakatan melakukan konser secara eksklusif dengan Singapura.
Menurutnya, pemerintah Thailand juga akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata. (sap)