Ilustrasi.
MANILA, DDTCNews – Departemen Kesehatan (Departement of Health/DOH) mempertimbangkan pengenaan pajak tambahan pada makanan asin. Hal ini dilakukan untuk mengurangi konsumsi natrium yang dapat menyebabkan penyakit tidak menular.
Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque III mengatakan pihaknya telah melihat efek positif dalam pengenaan pajak atas ‘produk-produk dosa’. Dirinya ingin melakukan hal yang sama pada produk makanan yang mengandung natrium.
“Kami telah melihat efek positif pada peningkatan pajak untuk ‘produk-produk dosa’. Strategi yang sama mungkin akan bekerja juga untuk konsumsi garam yang berlebihan,” ujarnya, Selasa (29/10/2019).
Tidak hanya itu, dirinya juga akan mengenakan pajak terhadap minuman berpemanis. Strategi yang akan digunakan sama dengan strategi pengenaan pajak terhadap ‘produk-produk dosa’ dan makanan yang mengandung natrium tinggi ini.
Disisi lain, Departemen Keuangan (Departement of Finance/DOF) saat ini sedang menyerukan persetujuan cepat untuk RUU Cayetano 1074 di Senat. Dalam RUU tersebut, DOF mengusulkan kenaikan tarif pajak 10% atas minuman beralkohol.
United Nations Interagency Task Force (UNIATF) mengatakan konsumsi makanan dengan kadar natrium tinggi adalah salah satu penyebab penyakit tidak menular di negeri lumbung padi Asean tersebut.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak 68% kematian yang terjadi Filipina diakibatkan oleh penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular tersebut seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, stroke, dan penyakit pernapasan.
Perwakilan Negara WHO Rabindra Abeyasinghe mengatakan konsumsi garam yang berlebihan juga berhubungan langsung dengan hipertensi dan masalah kardiovaskular.
“Penyakit-penyakit ini telah terbukti berdampak negatif pada kesehatan populasi serta ekonomi,” paparnya.
Staf Hubungan Eksternal UNIATF Alexey Kulikov mengatakan konsumsi rata-rata garam orang Filipina sebanyak dua kali lipat dari rekomendasi WHO sebesar 2 gram natrium per hari atau sekitar 5 gram garam per hari. Penduduk Filipina justru mengkonsumsi garam sekitar 11 gram garam per hari.
Seperti dilansir news.mb.com.ph, Kulikov berpendapat pemerintah dan sektor swasta seharusnya bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut. Menurutnya, ada banyak pendekatan untuk mengurangi konsumsi garam.
“Dan sangat penting adanya dialog antara pemerintah dan pihak swasta, khususnya produsen. Karena itu adalah cara terbaik untuk mengurangi konsumsi garam,” paparnya. (MG-anp/kaw)