Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/4/2022).
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga pada kuartal I/2022 mencapai Rp79,3 triliun atau tumbuh 27% dari periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi itu setara dengan 32,4% dari target Rp245,0 triliun. Menurutnya, kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai makin menunjukkan pemulihan yang kuat setelah terdampak pandemi Covid-19.
"Realisasi dari bea dan cukai ini menggambarkan suatu perkembangan yang perlu kita lihat secara hati-hati," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/4/2022).
Sri Mulyani menuturkan kinerja penerimaan positif terjadi pada seluruh komponen kepabeanan dan cukai. Dia menyebut penerimaan cukai mengalami pertumbuhan hingga 53% karena dipengaruhi sejumlah faktor.
Realisasi penerimaan cukai tembakau mencapai Rp55,65 triliun, naik 15% seiring dengan kenaikan tarif cukai dan efektivitas pengawasan. Meski demikian, realisasi penerimaan pada Maret 2022 turun 38% dari Februari 2022.
Untuk cukai minuman mengandung etil alkohol, pemerintah meraup Rp1,6 triliun atau tumbuh 25% seiring dengan meningkatnya produksi dan membaiknya kegiatan ekonomi di sektor perhotelan dan pariwisata.
Pada bea masuk, realisasi penerimaannya mencapai Rp11,3 triliun atau tumbuh 39%. Pertumbuhan itu dipengaruhi membaiknya kinerja ekonomi nasional, terutama pada sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian.
Pada bea keluar, penerimaannya mencapai Rp10,7 triliun atau tumbuh 132%. Menurut Sri Mulyani, realisasi bea keluar yang tinggi tersebut kembali didorong oleh peningkatan volume ekspor dan harga komoditas tembaga, terutama produk kelapa sawit dan tembaga.
"Bea keluar tumbuh 132,22%, terutama untuk komoditas seperti CPO dan ekspor di bidang mineral seperti tembaga yang memang memberikan dukungan," ujarnya. (rig)