PPN PRODUK DIGITAL

DJP Jajaki Penunjukan Bank Asing Penerima Setoran PPN Produk Digital

Muhamad Wildan | Jumat, 17 Juli 2020 | 15:14 WIB
DJP Jajaki Penunjukan Bank Asing Penerima Setoran PPN Produk Digital

Ilustrasi. Warga mengakses layanan film daring melalui gawai di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). DJP melakukan pungutan PPN sebesar 10% bagi produk digital impor dalam bentuk barang tidak berwujud maupun jasa (streaming music, streaming film, aplikasi, games digital dan jasa daring dari luar negeri) oleh konsumen di dalam negeri.. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) sedang berkoordinasi dengan Ditjen Perbendaharaan (DJPb) untuk menambah jumlah bank persepsi yang bisa menerima penyetoran pajak pertambahan nilai (PPN) perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) dalam mata uang asing.

Kasubdit Peraturan PPN Perdagangan, Jasa, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya DJP Bonarsius Sipayung mengatakan pihaknya sedang mengupayakan penambahan bank asing yang bisa menerima penyetoran PPN produk digital dalam mata uang selain rupiah.

“Para pelaku usaha di luar negeri kan kebanyakan menggunakan bank-bank asing. Supaya nanti mereka tidak kesulitan, kita sedang jajaki bersama dengan Ditjen Perbendaharaan agar kalau boleh ada bank internasional yang bisa ditunjuk sebagai bank persepsi,” ujarnya dalam sebuah webinar, dikutip pada Jumat (17/7/2020).

Baca Juga:
Salah Input Kode Akun Pajak dan Sudah Pembayaran, Ini Saran DJP

Saat ini, jika perusahaan memilih menyetorkan PPN dengan mata uang asing, penyetoran baru bisa melalui tiga bank persepsi, yaitu Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Untuk penyetoran yang dilakukan di dalam negeri, pemungut PPN dapat memilih saluran pembayaran yang disediakan ketiga bank itu.

“Ini memang yang masih menjadi isu di Indonesia. Bank persepsi kita masih terbatas,” imbuhnya.

Namun, apabila penyetoran dalam mata uang asing dilakukan di luar negeri, perusahaan tersebut melakukan pembayarannya melalui bank koresponden. Pembayaran ini dilakukan secara wire transfer dengan mencantumkan kode billing serta SWIFT Code sebagai referensi.

Baca Juga:
Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Kode biling dibuat oleh perusahaan secara mandiri melalui Portal PMSE. Adapun tujuan rekening pembayaran dan SWIFT Code-nya bisa Anda lihat pada artikel ‘Setor PPN Produk Digital Pakai Dolar AS? Ini Saluran dan Caranya’.

Sejauh ini, lanjut Bonarsius, mata uang asing yang baru bisa digunakan adalah dolar Amerika Serikat (AS). Dia mengaku juga sedang berkoordinasi dengan DJPb untuk melihat peluang penyetoran melalui mata uang asing lainnya. Penyetoran PPN dalam mata uang asing selain rupiah sudah diatur dalam PMK 48/ 2020 dan Perdirjen Pajak No. PER-12/PJ/2020. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

17 Juli 2020 | 17:11 WIB

Langkah DJP ini sangat baik dalam meningkatkan kepastian hukum terkait PPN atas Produk DIgital. Pasalnya, akselesari dalam peningkatkan penerimaan pajak merupakan hal yang sangat penting. Dengan terus membenahi peraturan ini, artinya DJP memperhatikan Asas Certainty dan Asas Convenience dalam meningkatkan kualitas tax collection yang diharapkan akan bermuara pada peningkatan realisasi penerimaan pajak.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 18 April 2024 | 16:50 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Salah Input Kode Akun Pajak dan Sudah Pembayaran, Ini Saran DJP

Kamis, 18 April 2024 | 14:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Kamis, 18 April 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan Penghapusan NPWP, Utang Pajak Harus Lunas? Begini Ketentuannya

Kamis, 18 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

13,37 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan 2023, Tumbuh 5,57 Persen

BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Begini Imbauan Ditjen Pajak soal Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan

Jumat, 19 April 2024 | 07:30 WIB LITERATUR PAJAK

Sambut Hari Kartini, DDTC Hadirkan Diskon untuk Perempuan Indonesia

Kamis, 18 April 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Antisipasi Dampak Iran-Israel, Airlangga: Masih Tunggu Perkembangan

Kamis, 18 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Salah Lapor SPT Tahunan? DJP: Tenang, Masih Bisa Pembetulan

Kamis, 18 April 2024 | 16:50 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Salah Input Kode Akun Pajak dan Sudah Pembayaran, Ini Saran DJP

Kamis, 18 April 2024 | 16:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ada Transaksi Afiliasi, SPT Tahunan Wajib Dilampiri Ikhtisar TP Doc

Kamis, 18 April 2024 | 15:37 WIB PENERIMAAN PAJAK

Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Kamis, 18 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesehatan APBN, Bagaimana Cara Optimalkan Penerimaan Negara?

Kamis, 18 April 2024 | 15:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Surat Pernyataan Wajib Pajak Non-Efektif

Kamis, 18 April 2024 | 14:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan