Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 kembali mengalami surplus senilai US$3,87 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan surplus neraca perdagangan berasal dari ekspor senilai US$22,31 miliar dan impor US$18,44 miliar. Adapun surplus tersebut melanjutkan tren yang telah terjadi dalam 3 tahun terakhir ini.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Januari 2023 ini membukukan surplus selama 33 bulan terakhir secara berturut-turut sejak Mei 2020," katanya, Rabu (15/2/2023).
Habibullah menyebut surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas yang mencapai US$5,29 miliar. Sementara itu, neraca komoditas migas mengalami defisit senilai US$1,42 miliar.
Dia menjelaskan ekspor Indonesia pada Januari 2023 senilai US$22,31 miliar mengalami kenaikan 16,37% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, ekspor nonmigas tercatat US$20,83 miliar, naik 14%..
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan turun 0,44%. Kondisi serupa juga terjadi pada ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan yang turun 3,49%, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya naik 121,46%.
Ekspor nonmigas pada Januari 2023 yang terbesar terjadi ke China senilai US$5,25 miliar. Disusul, Amerika Serikat sejumlah US$1,95 miliar dan Jepang US$1,89 miliar. Adapun kontribusi ketiganya mencapai 43,64% dari total ekspor nonmigas.
Dari sisi impor, realisasinya mencapai US$18,44 miliar, naik 1,27%. Impor migas tercatat US$2,91 miliar, naik 30,36%. Sementara itu, impor nonmigas tercatat sejumlah US$15,54 miliar atau turun 2,78%.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Januari 2023 ialah China senilai US$5,32 miliar, Jepang US$1,36 miliar, dan Thailand US$0,90 miliar.
Kemudian, berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor pada barang konsumsi sepanjang Januari 2023 mengalami kenaikan 1,09%. Sementara itu, bahan baku/penolong naik 0,41%, dan barang modal naik 5,66%.
"Impor bahan baku/penolong, menyumbang 75,30% dari total impor Januari 2023," ujar Habibullah. (rig)