Petugas bank menghitung uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) belum berencana untuk meningkatkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) dalam waktu dekat meski inflasi mengalami lonjakan pada bulan lalu.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi pada Juni 2022 lebih didorong oleh kenaikan harga pangan sedangkan inflasi inti masih terjaga rendah.
"Inflasi inti relatif rendah sehingga itu memberikan suatu ruang fleksibilitas bagi kami untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga," ujar Perry dalam rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jumat (1/7/2022).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Juni 2022 tercatat mencapai 4,35%. Inflasi tahunan pada Juni 2022 merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017.
Inflasi inti tercatat masih terjaga rendah sebesar 2,63%, sedangkan inflasi harga pangan (volatile food) melonjak sebesar 10,07%. Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2022 antara lain cabai merah, cabai rawit, bawang merah, hingga telur ayam ras.
Adapun inflasi atas barang-barang yang harganya diatur pemerintah (administered prices) tercatat mencapai 5,33% berkat subsidi BBM yang digelontorkan oleh pemerintah.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, Bu Menteri Keuangan, dan dukungan dari Banggar DPR RI untuk kenaikan subsidi sehingga ini mendukung pengendalian inflasi dari harga yang diatur pemerintah," ujar Perry.
Ke depan, koordinasi melalui tim pengendali inflasi pusat (TPIP) dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) akan terus diperkuat guna mengendalikan gejolak inflasi. (sap)