Kepala BPS Suhariyanto memaparkan kinerja inflasi. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada Januari 2021 masih rendah pada level 0,26% dengan inflasi tahunan hanya sebesar 1,55%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan mengatakan inflasi yang masih rendah, baik secara bulanan maupun tahunan, menunjukkan masih adanya dampak pandemi Covid-19 terhadap aktivitas perekonomian dan konsumsi masyarakat.
“Bisa dilihat memasuki 2021 dampak pandemi masih belum mereda, masih membayangi perekonomian berbagai negara, termasuk Indonesia. Ekonomi bergerak lambat dan berpengaruh terhadap lemahnya permintaan," ujar Suhariyanto, Senin (1/2/2021).
Lemahnya kegiatan ekonomi makin terlihat bila melihat pada komponen inflasi inti. Pada Januari 2021, inflasi inti bulanan tercatat mencapai 0,14%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi inti bulanan pada Desember 2020 sebesar 0,05%.
Meski demikian, inflasi inti tahunan tercatat sangat rendah, yakni sebesar 1,56%. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian inflasi inti tahunan sepanjang 2020 sebesar 2,88% pada Januari 2020 hingga 1,6% pada Desember 2020.
Secara umum, inflasi pada Januari 2020 lebih banyak didorong oleh komponen inflasi harga bergejolak. Inflasi pada komponen tersebut mencapai 1,15% secara bulanan. Berdasarkan catatan BPS, terjadi kenaikan inflasi pada beberapa komoditas pangan seperti cabai rawit, ikan segar, tempe, dan tahu mentah.
"Khusus kenaikan tempe dan tahu mentah, kita tahu pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai impor pada sehingga berimbas pada kenaikan harga produksi tempe dan tahu mentah," ujar Suhariyanto.
Adapun komponen yang menekan laju inflasi pada bulan ini adalah administered price. Komponen ini tercatat mengalami deflasi hingga 0,19%. Komoditas yang berkontribusi besar menekan kenaikan komponen administered price adalah turunnya harga tiket pesawat pada Januari 2021.
"Komoditas yang berandil adalah tarif angkutan udara yang turun dan memberikan andil deflasi 0,06%. Ini karena liburan akhir tahun sudah berlalu dan tarif tiket turun. Penurunan tiket terjadi paling besar di Tarakan sebesar 33% dan Banjarmasin sebesar 25%," ujar Suhariyanto. (kaw)