Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah Indonesia dan Korea telah menandatangani perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Korea (Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA).
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan perjanjian tersebut menjadi tonggak penting dalam hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan. Menurutnya, penandatanganan IK-CEPA akan mendatangkan keuntungan bagi kedua negara pada masa depan.
"Saya percaya IK-CEPA akan membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih kuat, berdaya saing, terbuka, dan semakin menarik bagi investor Korea Selatan dengan menjadikan Indonesia sebagai production hub untuk memasuki pasar kawasan dan dunia," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).
Agus mengatakan Korea Selatan Selama ini telah menunjukkan ketertarikannya menjadikan Indonesia sebagai new production base di Asean. Dia menandatangani dokumen IK CEPA bersama Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Sung Yun-mo di Seoul, Korea Selatan.
Menurut Agus, penandatanganan IK-CEPA menunjukkan komitmen kedua negara untuk mempererat hubungan ekonomi di tengah situasi ekonomi global yang penuh tantangan, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19. Dia berharap IK-CEPA dapat membantu pemulihan ekonomi kedua negara secara lebih cepat.
IK-CEPA mencakup kerja sama perdagangan barang yang meliputi elemen penurunan/penghapusan tarif, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, fasilitasi perdagangan, dan trade remedies; perdagangan jasa; investasi; kerja sama ekonomi; serta pengaturan kelembagaan.
Pada perdagangan barang, Korea Selatan berkomitmen mengeliminasi hingga 95,54% pos tarifnya, sedangkan Indonesia akan mengeliminasi 92,06% pos tarifnya.
Indonesia juga akan memberikan tarif preferensi untuk memfasilitasi investasi Korea Selatan di Indonesia sebanyak 0,96% pos tarif senilai US$254,69 juta atau 2,96% dari total impor Indonesia dari Korea Selatan.
Korea Selatan akan mengeliminasi tarif untuk 97,3% impornya dari Indonesia, sedangkan Indonesia akan mengeliminasi tarif untuk 94% impornya dari Korea Selatan.
Dari sisi perdagangan jasa, Agus menyebut Indonesia dan Korea berkomitmen membuka lebih dari 100 subsektor; meningkatkan integrasi beberapa sektor jasa di masa depan antara lain pada sektor konstruksi, layanan pos dan kurir, franchise, hingga layanan terkait komputer; serta memfasilitasi pergerakan intra-corporate transferees (ICTs), business visitors (BVs), dan independent professionals (IPs).
"Cakupan perjanjian IK-CEPA yang cukup luas menunjukkan bahwa kedua negara memiliki tekad bersama untuk mengangkat hubungan ekonomi ini ke tingkat yang lebih tinggi," ujarnya. (kaw)