Ilustrasi. (Foto: DDTCNews)
JAKARTA, DDTCNews - Statistik Utang Luar Negeri Indonesia yang baru saja dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) pekan lalu menunjukkan badan usaha luar negeri (BUMN) nonkeuangan paling banyak menarik utang di tengah pandemi Covid-19 dibandingkan sektor swasta lainnya.
Per Juni 2020, posisi utang luar negeri (ULN) BUMN nonkeuangan tercatat mencapai US$46,99 miliar, meningkat dibandingkan masa awal pandemi yakni Maret 2020 yang baru sebesar US$42,68 miliar.
Adapun posisi ULN sektor swasta nonkeuangan sendiri cenderung meningkat dari dari US$157,69 miliar menjadi US$162,96 miliar pada periode Maret 2020 hingga Juni 2020. Dengan ini, nampak bahwa BUMN menjadi kontributor utama peningkatan posisi ULN sektor swasta nonkeuangan.
"ULN swasta akhir kuartal/II 2020 tumbuh 8,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal sebelumnya 4,7% (yoy). Hal ini disebabkan meningkatnya ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan kontraksi," tulis BI dalam keterangannya, Selasa (18/8/2020).
Untuk BUMN lembaga keuangan baik bank, BI mencatat peningkatan posisi ULN dari kedua jenis BUMN tidak mengalami peningkatan yang drastis sebagaimana yang terjadi pada BUMN nonkeuangan.
Peningkatan ULN BUMN perbankan dari Maret 2020 ke Juni 2020 hanya dari US$7,72 miliar pada Maret 2020 menjadi US$8,08 miliar pada Juni 2020. ULN BUMN lembaga keuangan bukan bank justru menurun dari US$3,83 miliar pada Maret 2020 menjadi US$3,52 miliar pada Juni 2020.
Secara keseluruhan, posisi ULN swasta pada Juni 2020 tercatat mencapai US$209,3 miliar, lebih tinggi dari ULN sektor publik yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$199,3 miliar.
Posisi ULN Indonesia secara total pada Juni 2020 mencapai US$408,6 miliar yang menurut BI disebabkan transaksi penarikan neto ULN baik oleh swasta maupun pemerintah serta akibat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berkontribusi pada peningkatan nilai ULN rupiah. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.