KEBIJAKAN FISKAL

Penerbitan SBN Tembus Rp282,6 Triliun, Sri Mulyani: Antisipasi Trump

Dian Kurniati
Rabu, 09 April 2025 | 11.45 WIB
Penerbitan SBN Tembus Rp282,6 Triliun, Sri Mulyani: Antisipasi Trump

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjalan usai mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/3/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) hingga Maret 2025 telah mencapai Rp282,6 triliun atau 44% dari target senilai Rp642,6 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah terus menjaga pembiayaan anggaran berjalan secara hati-hati. Menurutnya, pemerintah juga melakukan front loading pembiayaan untuk mengantisipasi kebijakan Presiden AS Donald Trump.

"Memang terjadi kenaikan karena kita melakukan front loading mengantisipasi bahwa Pak Trump akan membuat banyak disruption," katanya dikutip pada Rabu (9/4/2025).

Sri Mulyani mengatakan front loading menjadi strategi pembiayaan yang biasa dilakukan oleh suatu negara. Front loading merupakan kebijakan untuk menarik utang lebih awal.

Menurutnya, front loading wajar dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian yang berpotensi meningkatkan suku bunga. Selain itu, lanjutnya, front loading pembiayaan juga bukan berarti pemerintah tidak memiliki uang untuk melaksanakan belanja negara.

Dia dalam paparannya menjelaskan pemenuhan target pembiayaan berjalan on-track, dengan cost of fund tetap efisien dan risiko yang terus dimitigasi. Penerbitan utang neto pun masih dalam kisaran 30% dari target pembiayaan utang neto APBN 2025, dan secara reguler dilaksanakan.

Meski menarik banyak utang di awal tahun, dia meyakinkan posisi utang Indonesia masih prudent. Kemenkeu bakal memperkuat koordinasi dengan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mitigasi risiko.

"Kita akan tetap menjaga APBN dan terutama utang kita secara tetap prudent, transparan, hati-hati," ujarnya.

Sebelumnya, AS di bawah pemerintahan Donald Trump resmi mengumumkan pemberlakuan bea masuk resiprokal atas impor dari seluruh negara tanpa terkecuali. Sri Mulyani menyebut pengenaan bea masuk resiprokal oleh AS mencerminkan pergeseran paradigma dunia dari idealisme menuju pragmatisme dan realisme. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.