Ilustrasi.
ANKARA, DDTCNews – Otoritas Turki akan memberikan pemotongan pajak senilai US$10 miliar. Insentif ini diberikan untuk mendukung proyek pengembangan ladang gas alam Laut Hitam Turki milik Turkish Petroleum (TPAO), yakni proyek Sakarya.
Proyek Sakarya akan dikecualikan dari pengenaan bea cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak-pajak lainnya. Proyek ini diperkirakan akan membuka lapangan pekerjaan untuk 1.018 orang.
“Pemotongan pajak ini menjadi langkah yang masuk akal bagi Turki yang sepenuhnya bergantung pada impor gas, terutama dari Rusia. Gas dari Sakarya diharapkan dapat mengurangi impor gas alam hingga seperempatnya,” dilansir Rigzone, dikutip Jumat (22/4/2022).
Perluasan proyek selama 10 tahun ke depan diharapkan akan meningkatkan kapasitas produksi tahunan menjadi 494 miliar kaki kubik.
Otoritas Turki sebelumnya menyatakan mereka akan mengembangkan ladang gas sendiri. Tujuannya untuk memompa gas ke jaringan daratan dalam jumlah kecil pada 2023 dan untuk mencapai produksi puncak yang berkelanjutan dalam empat hingga lima tahun.
Pada tahap pertama proyek Sakarya yang akan selesai pada tahun 2023, 353 juta kaki kubik gas akan dikirim per hari ke fasilitas pemrosesan di darat.
TPAO berencana untuk meningkatkan kapasitas proyek menjadi 1,41 miliar kaki kubik per hari di tahun-tahun berikutnya.
Tahun lalu, TPAO berhasil menemukan 4,77 triliun kaki kubik gas alam di sumur Amasra-1, tepatnya di ladang Sakarya Utara yang terletak di Laut Hitam. TPAO memulai operasi pengeboran di sumur Amasra-1 pada April 2021. (sap)