Ilustrasi.
BEIJING, DDTCNews – Pemerintah China memutuskan untuk mengenakan bea masuk sementara (provisional tariff) sebesar 30,6% hingga 39% atas brandy yang diimpor dari negara-negara Uni Eropa.
Bea masuk sementara tersebut ditengarai sebagai kebijakan retaliasi China atas Uni Eropa yang sudah mencapai kesepakatan untuk mengenakan bea masuk sebesar 17% hingga 35,3% atas impor mobil listrik dari China.
"Temuan awal menunjukkan adanya praktik dumping atas produk minuman keras oleh Uni Eropa. Hal ini mengancam sektor minuman keras China," ungkap Kementerian Perdagangan China, dikutip pada Minggu (13/10/2024).
Secara terperinci, brandy yang diproduksi Martell akan dikenai bea masuk sebesar 30,6%, sedangkan Remy Martin akan dikenai bea masuk sebesar 38,1%. Adapun Hennessey akan dikenai bea masuk sebesar 39%.
Setelah mengenakan bea masuk sementara atas brandy Eropa, China juga berencana untuk mengenaka bea masuk sementara atas impor daging babi dan produk susu yang diimpor dari negara-negara anggota Uni Eropa.
Tak hanya, China juga berencana meningkatkan tarif bea masuk atas impor mobil dengan mesin berkapasitas besar yang diproduksi oleh pabrikan Uni Eropa.
Menanggapi langkah China tersebut, Komisi Eropa menuding China telah menyalahgunakan aturan perdagangan dunia.
"Uni Eropa menanggapi dengan sangat serius setiap penggunaan instrumen trade defense yang tidak adil terhadap sektor mana pun dalam ekonomi kami," jelas Komisi Eropa dikutip dari apnews.com.
Komisi Eropa pun mengaku berkomitmen untuk membantu para produsen di Eropa yang terdampak oleh kebijakan China.
"Kami akan mengidentifikasi semua opsi kebijakan yang bisa ditawarkan untuk mendukung produsen Uni Eropa yang terdampak negatif oleh keputusan tak beralasan oleh pemerintah China," sebut Komisi Eropa. (rig)