Ilustrasi. Pekerja mengumpulkan hasil daur ulang kantong plastik bekas di UMKM Rappo Impact Centre di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (8/9/2023). ANTARA FOTO/Arnas Padda/nym.
STOCKHOLM, DDTCNews - Pemerintah Swedia berencana untuk menghapus kebijakan cukai atas kantong plastik mulai November 2024.
Menteri Iklim dan Lingkungan Romina Pourmokhtari mengatakan kebijakan cukai yang berlaku selama ini telah mendorong masyarakat lebih bijak menggunakan kantong plastik. Dengan demikian, kebijakan cukai kantong plastik sudah tidak diperlukan lagi.
"Kami yakin masyarakat Swedia sudah bijak menggunakan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada alasan untuk membuat kantong plastik lebih mahal," katanya seperti dilansir euronews.com, Minggu (24/9/2023).
Pourmokhtari menuturkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik sangat penting di tengah potensi peningkatan sampah plastik di bumi. Kondisi inilah yang mendorong pemerintah mengenakan cukai kantong plastik pada 2020.
Saat ini, pemerintah mengenakan cukai senilai SEK3 atau sekitar Rp5.530 per lembar kantong plastik. Angka ini dinilai ideal untuk mendukung tercapainya target penurunan konsumsi kantong plastik di Uni Eropa, yakni tidak lebih dari 40 kantong plastik per orang per tahun pada 2025.
Survei Badan Perlindungan Lingkungan pada 2022 menunjukkan penduduk Swedia rata-rata membeli 17 kantong plastik per orang per tahun. Angka ini sudah menurun tajam apabila dibandingkan dengan situasi pada 2019, yakni 74 kantong per orang per tahun.
Sejak awal tahun, pemerintah sempat mendengung-dengungkan penurunan tarif cukai kantong plastik secara drastis. Mereka beralasan cukai mempunyai dampak negatif tertentu seperti biaya administrasi dan dapat menyebabkan peningkatan konsumsi barang yang menjadi substitusi seperti kantong kertas atau pembelian pelapis tempat sampah.
Namun, Badan Perlindungan Lingkungan dan Badan Pengelolaan Lingkungan Perairan dan Kelautan Swedia meminta pemerintah mengkaji ulang rencana penghapusan cukai plastik. Sebab, mereka khawatir produksi sampah plastik di Bumi kembali meningkat. (rig)