Wisatawan berjalan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (4/4/2024). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/agr/rwa.
YOGYAKARTA, DDTCNews – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatur kembali ketentuan mengenai pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD). Pengaturan tersebut dilakukan melalui Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DIY 11/2023.
Perda tersebut merupakan aturan pelaksana dari Pasal 94 UU 1/2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD). Perda tersebut juga dirilis untuk mengoptimalkan pelaksanaan desentralisasi fiskal.
“... bahwa untuk melaksanakan desentralisasi fiskal yang lebih maksimal, diperlukan pembaruan mekanisme pemungutan pendapatan asli daerah berupa pajak dan retribusi daerah,” bunyi salah satu pertimbangan perda tersebut, dikutip pada Selasa (28/5/2024).
DIY merupakan salah satu provinsi yang tersohor akan kekayaan budayanya. Daerah yang pernah menjadi ibu kota negara ini juga kerap menjadi rujukan tempat wisata, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dari sisi pendapatan asli daerah (PAD), Pemprov DIY mencatat PAD yang dihimpun pada 2023 mencapai Rp2,36 triliun. Adapun pajak menjadi kontributor dengan jumlah penerimaan pada 2023 mencapai Rp2 triliun.
Terkait dengan pajak, Pemprov DIY menetapkan tarif atas 7 jenis pajak daerah melalui Perda Provinsi DIY 11/2023. Pertama, tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) ditetapkan secara bervariasi tergantung kepemilikan dengan perincian sebagai berikut:
Kedua, tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ditetapkan sebesar 10%. Ketiga, tarif pajak alat berat (PAB) ditetapkan sebesar 0,2%. Adapun PAB adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan alat berat. PAB menjadi nomenklatur baru yang diatur dalam UU HKPD.
Keempat, tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) ditetapkan sebesar 10%. Khusus, tarif PBBKB untuk bahan bakar kendaraan umum ditetapkan sebesar 5%. Kelima, tarif pajak air permukaan (PAP) ditetapkan sebesar 10%.
Keenam, tarif pajak rokok ditetapkan sebesar 10% dari cukai rokok. Ketujuh, tarif opsen pajak mineral bukan logam dan batuan (MBLB) ditetapkan sebesar 25% dari pajak MBLB terutang.
Adapun Perda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 11/2023 ini berlaku mulai 1 Januari 2024. Berlakunya beleid ini sekaligus mencabut sejumlah perda terdahulu. Namun, khusus ketentuan mengenai PKB, BBNKB, dan opsen pajak MBLB baru mulai berlaku pada 5 Januari 2025. (sap)