EFEK VIRUS CORONA

Sri Mulyani Minta IMF Kucurkan Bantuan untuk Negara Terdampak Corona

Dian Kurniati | Rabu, 25 Maret 2020 | 09:00 WIB
Sri Mulyani Minta IMF Kucurkan Bantuan untuk Negara Terdampak Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

JAKARTA, DDTCNews—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengucurkan bantuan untuk negara-negara yang terdampak virus corona.

Saat ini, kata Sri Mulyani, IMF memiliki dana sebanyak US$1,5 triliun (Rp24,4 kuadriliun). Menurutnya, dana itu bisa digunakan untuk membantu negara-negara anggota yang berisiko mengalami krisis keuangan.

“Diharapkan IMF membantu negara-negara yang saat ini menghadapi capital outflow dan situasi likuiditas dari dolar AS atau hard currency forex yang ketat,” katanya dikutip dari konferensi video, Selasa (24/3/2020).

Baca Juga:
13,37 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan 2023, Tumbuh 5,57 Persen

Untuk diketahui, usulan Sri Mulyani tersebut disampaikan dalam pertemuan virtual yang menghubungkan semua menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20, di mana telah dimulai Senin lalu.

Sri Mulyani menilai dana asing yang keluar (capital outflow) berpotensi menambah tekanan berat pada negara-negara terdampak. Dia menyarankan IMF memanfaatkan dananya untuk fasilitas swap line.

Meski demikian, Sri Mulyani tak menjelaskan apakah Indonesia ikut mengharapkan bantuan dana dari IMF tersebut. Namun yang pasti, aliran dana asing yang keluar dari Indonesia saat ini tidaklah kecil.

Baca Juga:
SPT Nyatakan Rugi, Wajib Pajak Dapat Diperiksa di Kantor atau Lapangan

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, total aliran modal asing yang keluar sejak merebaknya wabah Covid-19 mencapai Rp125,2 triliun yang terdiri dari saham, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Aliran modal terbesar berasal dari SBN sebesar Rp112 triliun. Sementara itu, dana yang keluar di pasar saham mencapai Rp9,2 triliun.

Di lain pihak, Menkeu juga menyebut proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal negatif. Padahal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global 2020 diramalkan mencapai 3%. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 18 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

13,37 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan 2023, Tumbuh 5,57 Persen

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Lapor SPT Tahunan, Biden Bayar Pajak Rp 2,37 Miliar pada 2023

Rabu, 17 April 2024 | 17:00 WIB PEMERIKSAAN PAJAK

SPT Nyatakan Rugi, Wajib Pajak Dapat Diperiksa di Kantor atau Lapangan

Rabu, 17 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Catat! Reset Password Akun DJP Online Perlu Kode EFIN

BERITA PILIHAN
Kamis, 18 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Transaksi yang Dipotong PPh Pasal 4 Ayat 2 oleh Instansi Pemerintah

Kamis, 18 April 2024 | 10:05 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Wah! Ada Hadiah Umrah Gratis untuk Wajib Pajak yang Taat di Daerah Ini

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Masih Bisa Lapor Meski Telat, Ada Potensi SPT Dianggap Tak Disampaikan

Kamis, 18 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

13,37 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan 2023, Tumbuh 5,57 Persen

Kamis, 18 April 2024 | 08:53 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diskon Tarif Pajak Pasal 31E UU PPh di e-Form, DJP Ungkap Caranya

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Lapor SPT Tahunan, Biden Bayar Pajak Rp 2,37 Miliar pada 2023

Rabu, 17 April 2024 | 17:30 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Surat Pemberitahuan Jalur Merah?

Rabu, 17 April 2024 | 17:00 WIB PEMERIKSAAN PAJAK

SPT Nyatakan Rugi, Wajib Pajak Dapat Diperiksa di Kantor atau Lapangan

Rabu, 17 April 2024 | 16:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Data Perpajakan Lebih Aman, WP Bisa Lakukan Penggantian EFIN