PERTUMBUHAN EKONOMI

Semester I, Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh Melambat

Redaksi DDTCNews | Rabu, 09 Agustus 2017 | 14:09 WIB
Semester I, Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh Melambat

JAKARTA, DDTCNews – Konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,95% pada triwulan kedua 2017 cukup menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya, konsumsi rumah tangga pada periode sama 2016 justru bisa tumbuh 5,07%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan konsumsi rumah tangga yang tumbuh melambat harus diperhatikan karena dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB), kontribusi tertinggi sekitar 55,6% berasal dari konsumsi rumah tangga.

"Kami harus memperhatikan konsumsi rumah tangga secara serius, meski itu tumbuh positif. Karena hal ini sangat berdampak terhadap sisi permintaan," ujarnya di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Selasa (8/8).

Baca Juga:
Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Selain konsumsi rumah tangga, kontribusi sektor lain dalam struktur PDB yaitu investasi 31,3% yang menduduki peringkat kedua paling berpengaruh. Lalu disusul oleh kontribusi ekspor 19,1%, konsumsi pemerintah 8,6%, dan konsumsi lembaga non profit serta impor.

Ke depannya, pemerintah akan memberikan insentif kepada masyarakat kelas menengah ke atas untuk semakin mendorong tingkat konsumsi. Di sisi lainnya, dia pun akan mendorong sektor investasi di Indonesia agar konsumsi masyarakat bisa semakin meningkat.

Sementara itu, Perempuan yang kerap disapa Ani ini menyatakan masyarakat miskin juga harus menjadi perhatian dalam hal mendorong konsumsi masyarakat. Upaya itu dilakukan melalui penyauran beras sejahtera dan sejumlah akselerasi program keluarga harapan.

Baca Juga:
Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Beberapa langkah tersebut menjadi suplemen yang direncanakan pemerintah agar tingkat konsumsi pada triwulan ketiga 2017 bisa tumbuh semakin signifikan dibanding kuartal keduanya yang cukup melemah.

Selain itu, inflasi juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Menurutnya pemerintah akan semakin mencermati pergerakan angka inflasi, karena terkontrolnya inflasi juga akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi masyarakat pada periode selanjutnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 18 April 2024 | 15:37 WIB PENERIMAAN PAJAK

Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Kamis, 18 April 2024 | 14:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Minggu, 07 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal Kenaikan Tarif PPN, Anggota DPR Minta Rezim Baru Lebih Bijak

BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pemprov Kaltim Atur Ulang Ketentuan Pajak Daerah, Ini Perinciannya

Jumat, 19 April 2024 | 10:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Jelang Deadline, DJP Ingatkan WP Segera Sampaikan SPT Tahunan Badan

Jumat, 19 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara Masuk Draf RKP 2025

Jumat, 19 April 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Kebijakan DHE, Airlangga Klaim Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali

Jumat, 19 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Begini Imbauan Ditjen Pajak soal Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan

Jumat, 19 April 2024 | 07:30 WIB LITERATUR PAJAK

Sambut Hari Kartini, DDTC Hadirkan Diskon untuk Perempuan Indonesia

Kamis, 18 April 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Antisipasi Dampak Iran-Israel, Airlangga: Masih Tunggu Perkembangan

Kamis, 18 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Salah Lapor SPT Tahunan? DJP: Tenang, Masih Bisa Pembetulan

Kamis, 18 April 2024 | 16:50 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Salah Input Kode Akun Pajak dan Sudah Pembayaran, Ini Saran DJP

Kamis, 18 April 2024 | 16:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ada Transaksi Afiliasi, SPT Tahunan Wajib Dilampiri Ikhtisar TP Doc