Ilustrasi. Seorang petugas memantau aktivitas peti kemas internasional di pelabuhan. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) terus mematangkan persiapan implementasi Batam Logistic Ecosystem (BLE). Jika tidak aral melintang, implementasi BLE akan mulai berjalan pada Desember 2020.
Kepala Kantor Bea Cukai Batam Susila Brata mengatakan implementasi program BLE merupakan bagian dari ekosistem logistik nasional. Dia meyakini program tersebut akan berdampak positif pada pemulihan ekonomi nasional dari pandemi Covid-19.
"BLE akan menjadi program yang bermanfaat dalam pemulihan ekonomi. Dengan segala kemudahan yang ada, diharapkan akan meningkatkan perdagangan dan industri di Kota Batam karena BLE dapat memperlancar arus logistik," katanya, dikutip Kamis (26/11/2020).
Susila menjelaskan implementasi BLE akan memfasilitasi importir dan eksportir dengan berbagai fitur logistik dari hulu hingga hilir. Pelaku usaha dapat melihat dan memilih harga serta kualitas atas ketersediaan sarana pengangkut, pergudangan, bahkan pembayaran hanya dalam satu aplikasi.
Beberapa informasi juga dapat dikolaborasikan melalui NLE, seperti informasi ketersediaan truk di suatu wilayah (platform trucking), informasi ketersediaan slot kapal domestik antar pulau (Prahu-Hub), dan informasi jadwal kapal dan book slot kapal ekspor (clickargo).
“Selain itu, masih ada informasi mengenai daftar negara tujuan ekspor per komoditas, daftar pelaku logistik/pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK)/forwarder, dan lainnya,” tutur Susila.
Susila menilai BLE akan membuat kegiatan ekspor-impor di pelabuhan makin efisien. Misal, durasi layanan ship to ship/floating storage unit bisa terpangkas hingga 70% menjadi hanya satu hari, dari semula memerlukan waktu tiga hari.
Begitu juga kegiatan perizinan usaha dengan skema single submission. Dengan BLE, lanjutnya, durasi kegiatan bisa terpangkas hingga 94%, yaitu dari 1 hari menjadi hanya 30 menit.
Untuk meningkatkan iklim industri dan perdagangan melalui inisiasi penataan logistik, Susila menilai Ditjen Bea dan Cukai akan tetap berkolaborasi dengan BP Batam serta Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP).
"Sebagai sebuah ekosistem, BLE memerlukan partisipasi aktif semua entitas terkait logistik baik di lingkungan pemerintah maupun para pelaku usaha untuk tumbuh dan berkembang bersama," ujarnya. (rig)