Pengunjung menggunakan eskalator di Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (4/3/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia di 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen dengan penopang utamanya adalah tingkat konsumsi yang masih tumbuh sekitar 4,47 persen. ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini Indonesia memiliki stabilitas ekonomi yang kuat di tengah ketidakpastian perekonomian global.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan senantiasa menjaga stabilitas ekonomi makro. Meski dihadapkan pada ketidakpastian, ekonomi Indonesia dinilai akan tetap kuat seperti saat situasi pandemi Covid-19.
"Indonesia masih optimis dan confident memiliki resiliensi ekonomi yang bagus, seperti saat melewati krisis pandemi lalu," katanya melalui Instagram @smindrawati, dikutip pada Sabtu (20/4/2024).
Sri Mulyani mengatakan situasi global yang berkembang saat memang akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Di sisi ekspor, penerimaan akan jauh lebih baik seiring dengan penguatan nilai tukar dolar AS.
Sementara di sisi impor, konversi harga dolar AS terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi di Indonesia.
Dia menjelaskan pemerintah akan terus mengantisipasi dan waspada terhadap berbagai perkembangan tersebut. Meski demikian, Indonesia juga diyakini akan tetap resilien dalam menghadapi berbagai situasi ini.
Menurutnya, stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) juga terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada.
"Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel," ujarnya.
Sri Mulyani pun optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap di level 5% pada tahun ini. Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi, ekonomi Indonesia dinilai akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus. (sap)