Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (30/8/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings kembali mempertahankan peringkat utang Indonesia pada level BBB atau investment grade dengan outlook stabil pada 1 September 2023.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto mengatakan afirmasi ini didukung oleh kinerja ekonomi yang stabil dan prospek pertumbuhan yang solid. Menurutnya, hasil penilaian tersebut juga menunjukkan kondisi perekonomian Indonesia saat ini cukup kuat.
"Kebijakan fiskal yang kredibel dan pengelolaan utang yang hati-hati mendorong kinerja ekonomi Indonesia yang kuat dan stabil dengan prospek pertumbuhan yang solid," katanya, dikutip pada Rabu (6/9/2023).
Fitch menilai konsumsi domestik yang kuat tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di tahun 2023, bahkan di tengah gejolak ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai sekitar 5% selama 7 kuartal terakhir. Pertumbuhan ekonomi RI juga diproyeksi akan tetap kuat di level 5,2% pada 2024 dan 5,0% pada 2025.
Fitch juga memandang Indonesia mampu menjaga kestabilan harga di tengah tren kenaikan harga pangan global. Langkah-langkah mitigasi yang diterapkan pun telah membantu membawa inflasi ke tingkat yang moderat dan stabil.
Dari sisi fiskal, Fitch mengapresiasi defisit fiskal yang telah kembali ke tingkat sebelum pandemi pada 2022. Konsolidasi fiskal ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga keseimbangan fiskal.
Kebijakan fiskal yang terukur diharapkan akan menjaga defisit dan utang pada tingkat yang terkelola dengan baik. Namun, Fitch tetap mengharapkan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan meskipun dihadapkan pada tantangan penurunan harga komoditas.
Di tengah perubahan situasi pada neraca transaksi berjalan Indonesia yang berbalik menjadi negatif pada kuartal II/2023 sebesar 0,6%, Fitch memproyeksikan defisit tersebut akan meningkat menjadi 0,9% pada 2024 dan 1,5% pada 2025. Namun, Fitch melihat potensi peningkatan investasi langsung asing secara bertahap, terutama di sektor kendaraan listrik dan manufaktur, yang dapat mengurangi kerentanan neraca pembayaran dan mendukung penurunan defisit neraca transaksi berjalan.
Fitch juga menilai ketergantungan Indonesia pada utang dalam mata uang asing terus menurun sehingga mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar. Investor asing yang makin tertarik pada obligasi pemerintah Indonesia telah meningkatkan stabilitas keuangan negara.
"Di tengah tantangan global yang masih dinamis, pemerintah akan terus memastikan pemulihan ekonomi terjaga melalui peran APBN yang solid, percepatan reformasi struktural, serta sinergi antar lembaga yang kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kuat, inklusif, dan berkelanjutan," ujar Suminto.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga.
Kepercayaan dunia internasional ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara pemerintah dan BI di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi. Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"BI akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," katanya. (sap)