FILIPINA

Pajak Mobil Di Negara Ini Mau Dinaikkan Jadi 60%

Redaksi DDTCNews
Minggu, 09 Oktober 2016 | 17.30 WIB
Pajak Mobil Di Negara Ini Mau Dinaikkan Jadi 60%
Salah satu sudut Kota Manila

MANILA, DDTCNews – Rep. Edcel Lagman dari Albay menyatakan ketidaksetujuaannya dan menentang rencana Presiden Filipina Duterte yang akan meningkatkan pajak pada kendaraan mobil dengan tujuan untuk mendongkrak harga kendaraan.

Menurut Lagman, kenaikan pajak mobil yang diusulkan akan sangat memberatkan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas. Pajak akan dinaikkan dari 2% menjadi 5% untuk mobil dengan harga jual kurang dari P600.000, 20% dikenakan pada mobil dengan harga jual P600.000 – P1,1 juta, 40% dikenakan pada mobil dengan harga jual mulai dari P1,1 juta – P2,1 juta, dan 60% dikenakan untuk mobil dengan harga jual lebih dari P2,1 juta.

“Pajak yang tinggi akan manaikkan harga jual mobil, masyarakat akan merasa dibatasi dengan harga jual yang tinggi. Selain itu, perusahaan distribusi mobil juga akan dirugikan karena penjualan yang rendah, sehingga akan mengakibatkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawainya,” ungkapnya.

Berdasarkan yang disampaikan oleh Sekretaris Keuangan Carlos Dominguez III kepada DPR dan Parlemen pekan lalu, kenaikan pajak mobil ini merupakan salah satu bagian dari paket reformasi pajak yang dilakukan oleh pemerintah Duterte.

Selain kenaikan pajak mobil, pemerintah juga akan mengenakan pajak cukai sebesar P10 untuk minyak pelumas, petrolatum, bensin, bensin premium dan avtur turbo jet. Sementara itu pajak sebesar P6 akan dikenakan untuk gas, minyak tanah, solar, bahan bakar gas cair, aspal dan bahan bakar bunker.

Lagman menambahkan, seperti dilansir dalam philstar, pengenaan pajak P6 per liter pada diesel akan menghasilkan tarif yang lebih tinggi dan tambahan biaya transportasi bagi konsumen, sehingga harga akan menjadi lebih tinggi dan memberatkan konsumen.

“Sejak beban pajak cukai pada produk minyak bumi diberatkan ke konsumen akhir atau masyarakat umum, beban pajak yang ditanggung oleh orang-orang biasa yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat yang mengkonsumsi tidak akan mendapatkan keuntungan dari paket reformasi pajak ini,” tegasnya. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.