FILE PHOTO: U.S. and Chinese flags are seen in this illustration taken January 8, 2025. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
WASHINGTON D.C., DDTCNews - Amerika Serikat (AS) meminta Kanada dan Meksiko untuk turut mengenakan bea masuk terhadap barang impor dari China.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengeklaim Meksiko telah berencana untuk mengenakan bea masuk sebesar 20% atas barang impor dari China. Bessent mendorong Kanada untuk mengambil langkah yang sama.
"Dengan cara ini, kita bisa membentengi Amerika Utara dari banjir impor dari China yang terjadi akibat ketidakseimbangan ekonomi," ujar Bessent, dikutip Sabtu (1/3/2025).
Baik pemerintah Meksiko maupun pemerintah Kanada masih belum memberikan komentar atas pernyataan Bessent tersebut.
Sebagai informasi, AS bakal mengenakan bea masuk tambahan sebesar 20% atas seluruh barang impor dari China. Tak hanya itu, AS juga akan mengenakan bea masuk sebesar 25% terhadap barang impor dari Kanada dan Meksiko. Kebijakan tersebut bakal berlaku mulai 4 Maret 2025.
Menurut AS, bea masuk tersebut dikenakan mengingat China berperan aktif sebagai produsen narkoba bernama fentanyl yang masuk ke AS. Adapun barang Kanada dan Meksiko dikenai bea masuk 25% karena keduanya tidak mampu mencegah masuknya fentanyl ke AS melalui perbatasan AS-Kanada dan AS-Meksiko.
Guna mencegah masuknya fentanyl dari Kanada ke AS, Menteri Keamanan Publik Kanada David McGuinty mengatakan Kanada telah mengambil langkah konkret guna memperketat keamanan dan pengawasan di perbatasan.
"Kami telah melakukan beberapa penyesuaian, investasi, dan perbaikan besar di perbatasan. Kami telah mengomunikasikan perbaikan tersebut kepada AS," ujar McGuinty seperti dilansir ctvnews.ca.
Adapun Meksiko telah telah melakukan ekstradisi massal terhadap tersangka-tersangka yang merupakan anggota karet narkoba. Menteri Ekonomi Meksiko Marcelo Ebrard juga telah menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan US Trade Representative (USTR) Jamieson Greer. (sap)