JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) menyatakan realisasi indikator kinerja utama (IKU) tingkat waktu henti (downtime) sistem TIK pada 2024 mencapai 0%, sama seperti tahun sebelumnya.
DJP menjelaskan realisasi IKU tingkat downtime sistem TIK yang mencapai 0% ini menunjukkan tidak terjadi downtime pada sistem TIK sepanjang tahun. Realisasi ini juga tidak melebihi target yang ditetapkan sebesar 0,10%.
"Pencapaian realisasi yang melebihi target tidak terlepas dari infrastruktur teknologi yang andal, pemeliharaan sistem yang proaktif, serta manajemen dan kapasitas pegawai yang mumpuni," tulis DJP dalam Laporan Kinerja DJP 2024, dikutip pada Selasa (1/4/2025).
DJP menjelaskan tingkat kualitas pengelolaan sistem TIK mengacu pada sejauh mana sistem TIK dikelola untuk mendukung operasional, layanan, dan pencapaian tujuan organisasi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Salah satu upaya dalam menjaga sistem TIK dilakukan dengan mengukur tingkat downtime sistem TIK.
Tingkat downtime sistem TIK adalah terhentinya layanan TIK Kemenkeu kepada pengguna/stakeholders eksternal yang memiliki tingkat kritikalitas kritis dan sangat kritis yang disebabkan oleh gangguan/terhentinya infrastruktur TIK. Beberapa komponen yang mempengaruhi meliputi fasilitas pendukung TIK, jaringan, server, aplikasi, dan basis data.
Ruang lingkup aplikasi/sistem TIK yang masuk dalam IKU tingkat downtime sistem TIK adalah aplikasi/sistem TIK hosting, colocation, colocation fullstack, hosting/colocation pada DC di luar Kemenkeu, termasuk aplikasi/sistem TIK pada SMV/BLU, sesuai ruang lingkup tanggung jawab pada SE-7/MK.1/2021.
Meski demikian, perhitungan downtime layanan tidak termasuk planned downtime, preventive maintenance, dan downtime di luar waktu layanan TIK, serta downtime pada infrastruktur pihak ketiga penyedia layanan jaringan.
Menurut DJP, pencapaian kinerja terkait pengelolaan sistem TIK pada 224 menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan 4 tahun sebelumnya. Pencapaian ini dinilai merupakan hasil dari serangkaian langkah proaktif yang dilakukan untuk memastikan infrastruktur TIK tetap berfungsi dengan optimal dan terhindar dari gangguan yang dapat menghambat operasional organisasi.
"Tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan realisasi kinerja ini adalah preventive maintenance, corrective maintenance, dan uji fungsi sistem yang dilaksanakan dengan baik," tulis DJP. (sap)