BEIJING, DDTCNews – Resonansi reformasi pajak Amerika Serikat tidak hanya bergema di lingkungan domestik. Dunia internasional ikut memantau implikasi kebijakan ini, salah satunya Tiongkok.
Wakil Menteri Keuangan Tiongkok, Zhu Guangyao menyatakan bahwa reformasi pajak AS akan menjadi perhatian khusus. Pasalnya, kebijakan pajak AS ini diperkirakan akan berdampak besar pada negara lain, termasuk Tiongkok.
"Tiongkok akan mengambil tindakan proaktif dalam menanggapi langkah pajak AS," katanya dilansir chinadaily.com, Senin (4/12).
Dia menerangkan bahwa diperlukan kerangka kerja tingkat global dalam menyikapi perubahan kebijakan pajak AS. Menurutnya, Tiongkok akan membawa isu ini dalam pertemuan G-20 di Argentina tahun depan.
"Masyarakat internasional perlu memperhatikan implikasi perubahan pajak AS terhadap persaingan usaha, produktivitas kerja dan upah pekerja," kata Zhu.
Namun, kebijakan baru pajak AS itu diprediksi tidak akan mengguncang perekonomian Tiongkok. Hal tersebut disampaikan Liu Shangxi, kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Fiskal China. Dia menyatakan bahwa negaranya perlu melakukan penyesuaian kebijakan ekonomi domestik terkait reformasi pajak AS ini.
"Tidak ada kebutuhan bagi China untuk melakukan pemotongan pajak secara langsung dan mengikuti apa yang AS lakukan, namun harus menyesuaikan kebijakan makroekonomi berdasarkan penilaian situasi domestik yang sebenarnya, salah satunya terkait reformasi pajak pertambahan nilai," katanya.
Seperti yang diketahui, Senat AS telah mengeluarkan garis utama kebijakan dalam perombakan sistem pajak negeri Paman Sam pada Sabtu lalu, (2/12). Pokok dari reformasi pajak itu adalah pengurangan tarif pajak dari 35% menjadi 20%, tingkat terendah dalam beberapa dekade terakhir. Dalam jangka pendek, pajak perorangan masyarakat Amerika akan berkurang drastis.(Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.