JEPANG

Dorong 'Smart Agriculture', Pajak Properti Bakal Dipangkas

Redaksi DDTCNews
Senin, 22 Mei 2017 | 16.45 WIB
Dorong 'Smart Agriculture', Pajak Properti Bakal Dipangkas

TOKYO, DDTCNews – Pemerintah Jepang berencana akan memangkas pajak bagi operator pertanian dalam ruangan yang menggunakan teknologi tinggi. Langkah tersebut bertujuan untuk menarik lebih banyak bisnis yang mau memasuki sektor ini dan mengubah smart agriculture menjadi industri yang tumbuh lebih baik.

Berdasarkan Undang-Undang yang berlaku saat ini, ketika sebuah perusahaan membuka lahan pertanian untuk membangun sebuah pertanian di dalam ruangan, tanah tersebut tidak lagi diperlakukan sebagai pertanian. Sehingga, membuat pajak properti menjadi jauh lebih tinggi.

“Pemerintah akan berusaha mengurangi beban pajak dengan mengusulkan bahwa tanah tersebut harus diperlakukan sebagai lahan pertanian,” ungkap pernyataan tertulis dari Dewan Kabinet, Senin (22/5).

Dewan Kabinet akan mengajukan usulan tersebut dalam sebuah laporan yang akan diserahkan kepada Perdana Menteri Shinzo Abe pada Selasa 23 Mei 2017. Dewan berharap diskusi pembahasan mengenai masalah ini dapat selesai dalam tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2018.

Atas usulan tersebut, Kementerian Pertanian akan merevisi aturan yang mengatur tentang definisi lahan pertanian dan tindakan lahan pertanian, sehingga operator pertanian dalam ruangan tidak menghadapi beban pajak yang tinggi.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri memaparkan pajak properti yang dipungut di lahan yang digunakan untuk pertanian di dalam ruangan rata-rata sekitar ¥12.000 atau Rp1,4 juta per 1.000 muntuk tahun sampai dengan Maret 2016.

Jumlah tersebut dinilai 10 kali lebih tinggi dari pajak yang dikenakan untuk lahan pertanian yang hanya sebesar ¥1.000 atau Rp120.400 per 1.000 m2. Oleh karena itu, Industri pertanian temasuk Kamar Dagang Industri Jepang meminta deregulasi atas aturan tersebut.

Teknologi budidaya baru tersebut memungkinkan tumbuhnya sayuran berkualitas tinggi di dalam rumah. Hal ini seperti dilansir asia.nikkei.com, memungkinkan petani dalam ruangan untuk mengendalikan lingkungan dengan tepat, termasuk suhu dan kelembaban, serta nutrisi tanaman.

Kesulitan dalam membiayai proyek pertanian dalam ruangan, termasuk biaya startup dan pajak yang tinggi, membuat banyak pengusaha yang enggan untuk memasuki sektor ini. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.