KEBIJAKAN PAJAK

Transaksi Mobil Bekas Kena PPN 1,1 Persen, Simak Lagi Penjelasan DJP

Muhamad Wildan | Kamis, 04 Agustus 2022 | 18:30 WIB
Transaksi Mobil Bekas Kena PPN 1,1 Persen, Simak Lagi Penjelasan DJP

Slide paparan yang disampaikan oleh Pelaksana Direktorat Peraturan Perpajakan I DJP Donny Sulastiawan.

JAKARTA, DDTCNews - Seseorang yang membeli kendaraan bermotor bekas bakal dikenai PPN dengan besaran tertentu atau PPN final sebesar 1,1%.

Pelaksana Direktorat Peraturan Perpajakan I DJP Donny Sulastiawan mengatakan PPN final tersebut wajib dipungut oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan kegiatan usaha tertentu, yaitu penyerahan kendaraan bermotor bekas.

"[Oleh] karena dia melakukan kegiatan usaha tertentu, dia wajib menyetorkan dan memungut PPN ini menggunakan besaran tertentu," katanya dalam diskusi pajak yang diadakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Kamis (4/8/2022).

Baca Juga:
Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Penyerahan kendaraan bermotor bekas terutang PPN dengan tarif 1,1% sepanjang kendaraan bermotor yang dimaksud bukanlah aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan seperti diatur dalam Pasal 16D UU PPN.

Pemungutan PPN final atau besaran tertentu atas penjualan kendaraan bermotor bekas dengan tarif 1,1% tersebut berlaku sejak 1 April 2022.

Pada 1 Januari 2025 atau ketika tarif umum PPN dinaikkan kembali dari 11% menjadi 12%, tarif PPN atas penjualan kendaraan bermotor bekas juga ikut naik menjadi 1,2%.

Baca Juga:
Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Terhitung sejak masa pajak April 2022, penyampaian SPT Masa PPN dilakukan menggunakan SPT Masa PPN 1111. Hal ini berbeda dengan ketentuan sebelumnya yang mewajibkan penyampaian SPT Masa PPN 1111 DM.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 65/2022, ketentuan sebelumnya yaitu PMK 79/2010 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara

Jumat, 26 April 2024 | 13:39 WIB PENERIMAAN PAJAK

Efek Harga Komoditas, PPh Badan Terkontraksi 29,8% di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tinggal 4 Hari, DJP: WP Badan Jangan Sampai Telat Lapor SPT Tahunan

Jumat, 26 April 2024 | 13:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perpanjangan SPT Tahunan, DJP: Tak Dibatasi Alasan Tertentu

Jumat, 26 April 2024 | 12:00 WIB PROVINSI GORONTALO

Tarif Pajak Daerah Terbaru di Gorontalo, Simak Daftarnya

Jumat, 26 April 2024 | 11:47 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada NITKU, NPWP Cabang Tidak Berlaku Lagi?