Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan paparannya kepada DPD. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pelaksanaan APBN 2022 sejauh ini telah menunjukkan kinerja yang positif.Â
Dia mengungkapkan realisasi penerimaan negara hingga April 2022 sudah mencapai Rp853,6 triliun atau tumbuh 45,9% secara tahunan (year on year/yoy). Menurutnya, penerimaan negara terus membaik sejalan dengan pemulihan ekonomi dan naiknya harga berbagai komoditas global.
"Growth-nya 45,9%. Itu berarti pendapatan negara kita tumbuh sangat tinggi," katanya dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD, Selasa (7/6/2022).
Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara tersebut utamanya ditopang oleh penerimaan perpajakan. Penerimaan perpajakan tercatat senilai Rp676,1 triliun, terdiri atas penerimaan pajak Rp567,7 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp108,4 triliun.
Adapun dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), realisasinya senilai Rp177,4 triliun.
Dengan tren pemulihan ekonomi dan kenaikan harga komoditas, Sri Mulyani menyebut outlook penerimaan negara 2022 akan mencapai Rp2.266,2 triliun atau lebih tinggi 22,8% dari target dalam UU APBN senilai Rp1.846,1 triliun. Angka itu terdiri atas penerimaan perpajakan Rp1.784,0 triliun dan PNBP 481,6 triliun.
"Ini kan berarti berita baik bahwa Indonesia punya pendapatan Rp420 di atas yang ada di UU APBN," ujarnya.
Sementara dari sisi belanja, realisasinya hingga April 2022 senilai Rp750,5 triliun. Realisasi itu terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp253,6 triliun, belanja non-K/L Rp254,4 triliun, serta belanja transfer ke daerah dan dana desa Rp242,4 triliun.
Sri Mulyani memaparkan outlook belanja negara juga akan meningkat dari Rp2.714,2 triliun menjadi Rp3.106,4 triliun. Peningkatan belanja terjadi pada non-K/L karena mempertimbangkan kebutuhan subsidi energi dan tambahan bantuan sosial, serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD).
Dia menyebut pelaksanaan APBN 2022 tetap memerlukan penurunan defisit. Besaran defisit akan dijaga sebesar 4,5% PDB atau lebih rendah dari target APBN 2022 sebesar 4,85% PDB, dengan realisasi 2021 sebesar 4,57% PDB. (sap)