TIONGKOK

Soal Negosiasi Perang Dagang AS-Tiongkok, OECD: Tidak Ada Pemenang

Redaksi DDTCNews | Senin, 16 April 2018 | 09:55 WIB
Soal Negosiasi Perang Dagang AS-Tiongkok, OECD: Tidak Ada Pemenang

BEIJING, DDTCNews – Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akhirnya bernegosiasi di balik layar untuk meredam tegangnya perang dagang global yang terjadi belakangan ini.

Sekretaris Umum Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Angel Gurria menegaskan tidak ada pemenang dalam negosiasi tersebut. Namun, menurutnya sempat ada penolakan resmi dalam negosiasi antarkedua negara besar itu.

“Semua orang sangat khawatir mengenai perang dagang ini. Tapi pada saat bersamaan sepertinya orang-orang berasumsi bahwa ada diskusi lebih lanjut mengenai hal ini. Hingga kini belum ada peningkatan tarif yang diadopsi oleh kedua negara itu,” paparnya di Beijing, Jumat (13/4).

Baca Juga:
Jika Batalkan 2 Pilar OECD, UN Tax Convention Tak Akan Disahkan Eropa

Kabarnya, Tiongkok telah memberi peringatan akan adanya serangan balik terhadap gerakan proteksionis AS setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan pemungutan senilai miliaran dolar AS terhadap barang Tiongkok yang masuk ke AS.

Gurria pun memprediksi munculnya efek spillover berdampak negatif dari perang dagang kedua negara besar itu. Prediksinya pun juga mengenai dampak negatif yang akan terjadi pada negara lain karena perang dagang itu.

Di samping itu, ancaman perang dagang datang saat prekonomian global mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 4%, sebelum krisis utang yang dipicu oleh runtuhnya bank investasi AS Lehman Brothers pada 2008.

Baca Juga:
Australia Mulai Terapkan Pajak Minimum Global Tahun Ini

“Butuh 10 tahun untuk kembali ke tingkat pertumbuhan ekonomi dunia seperti sebelum krisis terjadi. Tapi sekarang, kita kembali ke sebelum krisis tahun 2008," tegasnya dilansir South China Morning Post.

Sedikit mengingat sebelumnya, Trump menjadi orang pertama yang berencana untuk meningkatkan tarif pada barang yang dikirim dari Tiongkok. Oleh sebab itu, Presiden RRT Xi Jin Ping bersiap untuk membalas hal itu dan saat ini sementara tertunda namun belum ada keputusan lebih lanjut. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel ke APBN

Jumat, 19 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Penghitungan PPh 21 atas Upah Borongan di atas Rp 2,5 Juta per Hari

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB RENCANA KERJA PEMERINTAH 2025

Longgarkan Ruang Fiskal, Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,8 Persen

Jumat, 19 April 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pemprov Kaltim Atur Ulang Ketentuan Pajak Daerah, Ini Perinciannya

Jumat, 19 April 2024 | 10:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Jelang Deadline, DJP Ingatkan WP Segera Sampaikan SPT Tahunan Badan

Jumat, 19 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara Masuk Draf RKP 2025

Jumat, 19 April 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Kebijakan DHE, Airlangga Klaim Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali

Jumat, 19 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Begini Imbauan Ditjen Pajak soal Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan

Jumat, 19 April 2024 | 07:30 WIB LITERATUR PAJAK

Sambut Hari Kartini, DDTC Hadirkan Diskon untuk Perempuan Indonesia

Kamis, 18 April 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Antisipasi Dampak Iran-Israel, Airlangga: Masih Tunggu Perkembangan