JEPANG
Partai Oposisi Jepang Satukan Suara Tolak Kenaikan Tarif Pajak
Muhamad Wildan | Minggu, 22 Januari 2023 | 11:30 WIB
Partai Oposisi Jepang Satukan Suara Tolak Kenaikan Tarif Pajak

Ilustrasi.

TOKYO, DDTCNews - Partai-partai oposisi di Jepang menyatukan suara untuk menolak usulan kenaikan tarif pajak oleh Perdana Menteri Fumio Kishida sebagai salah satu upaya dalam mendanai belanja pertahanan.

Dua perwakilan partai oposisi Jun Azumi dari Constitutional Democratic Party (CDP) dan Keiji Kokuta dari Japanese Communist Party (JCP) telah bertemu untuk menyatukan pandangan terkait kebijakan pajak tersebut.

"Partai-partai oposisi telah berkumpul untuk menyatukan ketidaksetujuan mereka terhadap kenaikan pajak yang direncanakan oleh Kishida," katanya seperti dikutip dari mainichi.jp, dikutip pada Minggu (22/1/2023).

Baca Juga:
Mantan Polisi Ini Divonis Bersalah Lakukan Penipuan Pajak

Parlemen Jepang akan menggelar rapat paripurna pada 23 Januari 2023. Nanti, partai-partai oposisi akan menyampaikan penolakan atas kenaikan tarif dalam rapat tersebut. Selain CDP dan JCP, Japan Innovation Party (Ishin) juga menolak kenaikan tarif yang direncanakan Kishida.

Menurut partai-partai oposisi, kenaikan pajak yang diusung Kishida dan partainya, yaitu Liberal Democratic Party (LDP), belum sempat dibahas di parlemen.

Sementara itu, LDP bersama koalisinya, Komeito, berencana meningkatkan tarif PPh badan dan cukai rokok guna mengumpulkan tambahan penerimaan pajak senilai JPY1 triliun per tahun.

Baca Juga:
Zakat Bisa Jadi Pengurang Pajak, Begini Ketentuannya

Tambahan penerimaan pajak akan digunakan untuk mendanai peningkatan belanja pertahanan dari sebesar 1% dari PDB menjadi 2% dari PDB mulai tahun anggaran 2023 hingga 2027.

Sebelumnya, survei yang dilakukan Kyodo News menunjukkan mayoritas publik Jepang menolak rencana kenaikan tarif pajak. Sebanyak 64,9% responden tidak merestui kenaikan tarif dan sebanyak 53,6% dari responden menyatakan kenaikan belanja pertahanan yang direncanakan oleh pemerintah adalah kebijakan yang tidak diperlukan.

Sejalan dengan hasil survei tersebut, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Kishida juga menurun. Sebanyak 51,1% dari responden mengaku tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jepang di bawah kepemimpinan Kishida. (rig)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 26 Maret 2023 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT Mantan Polisi Ini Divonis Bersalah Lakukan Penipuan Pajak
Minggu, 26 Maret 2023 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK Zakat Bisa Jadi Pengurang Pajak, Begini Ketentuannya
Minggu, 26 Maret 2023 | 12:30 WIB HAYKAL KAMIL Tinggal 5 Hari! Aktor Ini Ingatkan WP Segera Lapor SPT Tahunan
BERITA PILIHAN
Minggu, 26 Maret 2023 | 15:00 WIB PLH DIREKTUR EKSEKUTIF INDONESIA MINING ASSOCIATION DJOKO WIDAJATNO 'Kalau Devisa Hasil Ekspor Ditahan Sampai 30 Persen, Ini Memberatkan'
Minggu, 26 Maret 2023 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH Ketentuan Bagi Hasil Pajak Provinsi dalam UU HKPD
Minggu, 26 Maret 2023 | 10:30 WIB PENEGAKAN HUKUM Tegakkan Hukum, Ditjen Pajak Sita Harta Kekayaan Sampai Rp315 Miliar
Minggu, 26 Maret 2023 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH Atasi Piutang PNBP, Kemenkeu Perluas Penerapan Sistem Blokir Ini
Minggu, 26 Maret 2023 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PERPAJAKAN Barang Impor Ini Dapat Fasilitas, Laporan Realisasinya Bisa via Email
Minggu, 26 Maret 2023 | 06:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH Setoran PNBP Diperkirakan Melandai pada Tengah Tahun
Sabtu, 25 Maret 2023 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK NPWP-nya Terpisah dengan Suami? Begini Cara Lapor Pajak Karyawati
Sabtu, 25 Maret 2023 | 13:30 WIB ADA APA DENGAN PAJAK Pengenaan Pajak atas Reklame, Bagaimana Ketentuannya?